ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Wednesday, December 16, 2009

Muliakan Ibumu maka Mulia Bangsamu

Selamat Hari Ibu
Ada yang istimewa pada peringatan hari ibu tahun ini. Kalau kita menyimak perkembangan media, kaum ibu, tidak diperlakukan dengan adil di mata hukum. Kasus Prita Mulyasari, terjerat hukum karena di nilai melakukan pencemaran nama baik RS Omni Internasional. Padahal, dirinya hanya mengeluhkan pelayanan pihak rumah sakit lewat dunia maya.

Sementara kasus lainnya, nenek Minah asal Jawa Tengah, harus mendapat ancaman hukuman penjara 1,5 bulan dengan masa percobaan 3 bulan, karena dirinya tertangkap telah mencuri 3 butir kakao. Nenek ini berkali-kali menghaturkan kata maaf atas kesalahan yang diperbuatnya, tapi sayang, pengadilan tetap memutuskan hukuman karena pihak perusahaan tidak menginginkan ada upaya damai dari kesalahannya itu.

Okelah, secara hukum apa yang telah diperbuat oleh ke dua ibu ini dinyatakan salah. Tapi ingat, Allah saja penggenggam alam semesta ini, mau memaafkan setiap kesalahan yang diperbuat hambaNya. Asalkan pelakunya bertaubat, sekalipun itu dosa besar. Kenapa kita sebagai manusia, begitu angkuh, tidak mau memaafkan sesamanya. Apalagi, pelaku kesalahan itu hanyalah orang lemah.

Ironisnya, ada koruptor kelas kakap, hingga saat ini masih berkeliaran. Padahal jelas keberadaannya di depan mata. Ibarat pepatah, gajah besar tak terlihat di depan mata, tapi semut kecil nun jauh di sana, begitu nyata terlihat. Begitulah fenomena hukum di Indonesia.

Dari serentetan kasus hukum yang terjadi di negara kita, dapat disimpulkan bahwa, butuh waktu lama untuk menegakkan hukum seadil-adilnya di Indonesia. Tapi bukan berarti tidak bisa berubah menjadi baik. Butuh proses panjang untuk menuju ke sana. Itu pasti.

Pada moment hari ibu, yang tahun pada tanggal 22 Desember, saya mewakili segenap putri-putri Indonesia, mengajak seluruh komponen bangsa. Mari muliakan ibumu, maka akan mulia bangsamu.

Tuesday, December 15, 2009

Kasus Prita: Allah Menggerakan Hati Rakyat Indonesia

Selesai sudah tugas sosial Panitia Perempuan Lampung Peduli Prita (PPLP) menggalang sampai menghantarkan koin ke Posko Peduli Prita, tepatnya di Wetiga, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Koin yang terkumpul sebesar Rp 20 juta dari masyarakat Lampung. Subhanallah, ini menujukkan antusiasme masyarakat Lampung terhadap ketidakadilan hokum yang diterima oleh Prita Mulyasari.

Tidak sekadar sampai di Kebayoran Baru saja, kami pun, melalui lobi keluarga Prita di Lampung berhasil pula menemui Prita dan keluarganya di Bintaro, Tangerang. Konon, pasca mencuatnya kasus dirinya ke public, Prita mulai susah ditemui orang lain. Bahkan, telephone selulernya kini sudah berganti nomor. Ibu yang tengah mengandung putra ketiganya ini, nampaknya sudah kelelahan menerima tamu dari berbagai penjuru.

Biarpun hampir setiap hari nama Prita diperdengarkan di media, baik Prita maupun suaminya tidak serta merta meminta pengawalan ketat dari kepolisian untuk menjaga rumahnya.

Melihat secara langsung, terlihat, Prita dan suaminya terlihat orang yang terdidik dan cukup secara materi.Yang menjadi pertanyaan, apa gerangan yang membuat Prita begitu melejit, bahkan kasus hukum yang menimpanya saat ini mendapat simpati dari berbagai kalangan. Sampai tukang becak saja, bersedia mengumpulkan koin bahkan datang secara langsung untuk memberikan pada Prita. Tidak hanya itu, anak kecil yang secara akalnya belum sampai untuk memahami perkara Prita, tapi anak-anak sudah mau berbagi, menyumbangkan seluruh tabungannya yang telah terkumpul.

Allahu Akbar...berdiri rasanya bulu kuduk ini melihat rakyat Indonesia yang bersatu padu, membela sesamanya, menumpas kedzholiman. Penulis jadi teringat akan sebuah lirik lagu dari negeri Jiran Raihan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, yang berat sama di pikul yang ringan di jinjing bersama. Dukungan ini menunjukkan, bahwa Prita tidak sendirian, seberat apapun beban yang Prita pikul, seluruh masyarakat Indonesia siap diajak berbagi.

Yang menjadi pertanyaan besar dalam benakku sekarang ini, apa gerangan yang membuat seluruh rakyat Indonesia mau bersusah payah untuk Prita. Toh kalau dilihat secara materi, denda yang dibebankan Prita dari RS Omni International sebesar Rp 204 juta itu, jika keluarga Prita mau urunan, pastinya bukan hal yang sulit. Apalagi sejak diputuskannya jumlah denda yang harus di bayar, Prita sudah mendapatkan keringanan setengahnya dari mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris.

Penulis coba menyelami pribadi Prita Mulyasari lebih dalam. Kalau dilihat kasap mata, nampaknya Prita adalah pribadi yang tegar, lembut, tulus dan penyayang. Tak jarang memang keluar dari bibirnya lafadz yang menyebut keagungan Tuhannya. Satu lagi, Prita bukan pribadi yang oportunis. Satu pernyataan yang membuat diri ini malu dibuatnya, saat penulis bertanya, seberapa besar optimisme terkait pembebasan pidana yang menimpanya, karena telah melakukan pencemaran nama baik rumah sakit Omni. Dirinya hanya menjawab ”Saya tidak berani mendahului kehendak Tuhan, biarkan kami menjalani proses ini sesuai dengan prosedura yang ada, perkara pembebasan diri saya, saya berserah diri padaNya,” kata Prita.

Mungkin, karena penyerahan, penghambaan dirinya yang total kepada Tuhannya, sehingga membuat Tuhan membantunya manakala dirinya dalam kesusahan. Allah menggerakan sekian juta hati penduduk Indonesia untuk bersatu padu membantu kesulitan dirinya. Ketika tangan Allah sudah bekerja, maka tidak ada sesuatu yang tidak mungkin terealisasi.

Lantas yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah, akan di bawa kemana koin masyarakat itu, jika ternyata pihak Omni benar-benar mencabut tuntutan denda Rp204 juta itu? Atau bahkan koin itu terkumpul melebihi dari jumlah denda yang harus dibayarkannya. Lagi-lagi Prita menjawab ”Uang itu dari rakyat maka akan dikembalikan lagi pada rakyat,” ujarnya. Panitia, akan mengembalikannya dalam bentuk program-program kemanusiaan.

Ya Allah, begitu caramu memuliakan hamba-Mu dan begitu pula cara-Mu menghinakan dan menjatuhkan hamba-Mu. Mudah sekali, semudah mengembalikan telapak tangan. Ya Allah, semoga aku masuk ke dalam golongan orang-orang yang Engkau muliakan, meskipun sejujurnya aku malu berkata demikian. Wallahualam..

Wednesday, December 9, 2009

Korupsi..Korupsi..Korupsi

Seluruh wilayah di Indonesia kemarin, Rabu (9-12), tumpah ke jalan. Kalau saya bilang, itu bukan aksi unjukrasa, melainkan doa dan harapan bersama rakyat Indonesia yang sudah sebegitu muaknya dengan korupsi yang mendarah daging di negeri ini.

Semoga saja, apa yang menjadi doa dan harapan sebagian masyarakat terkabul. Dan, tanggal 9 Desember 2009 ini, sebagai awal dimulainya pemberantasan korupsi. Terlalu banyak alasan kenapa tahun 2009 sebagai tahun starting, karena pada tahun inilah, kebobrokan hukum sedikit demi sedikit mulai tertampak. Hukum begitu tegas bagi masyarakat kecil semetara kalangan elit, dibiarkan begitu saja berkeliaran. Padahal, mereka menelan uang rakyat yang nilainya mencapai milyaran bahkan triliyunan rupiah. Bahkan ada kesan mereka ini dilindungi oleh payung hukum.

Masih hangat diingatan kita denda Rp204 juta denda yang harus dikeluarkan oleh Prita Pulyasari. Denda itu sebagai tanggungannya karena dinilai telah melakukan pencemaran nama baik RS Omni Internasional. Belum lagi, kasus nenek tua Minah, warga Jawa Tengah yang mencuri 3 buah Kakao, kemudian di hukum 1,5 bulan dengan masa percobaan 3 bulan. Ironisnya, hukum tidak berlaku bagi para penyeleweng dana bantuan Bank Century dan penyuapan di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kalau melihat keriwehan penegakan hukum (karena kata orang-orang hukum di Indonesia ditunggangi oleh pihak yang berkepentingan), terkadang ada pikiran, apa iya, korupsi ini bisa benar-benar di berantas? Apa iya, hukum kita bisa benar-benar tegak se adil-adilnya? melihat, seabrek persoalan hukum di Indonesia. skeptis ini diperparah dengan cerita dari seorang pengusaha penggemukan sapi ternama di Lampung Tengah.

Menurut ceritanya, pihaknya selalu dimanfaatkan oleh oknum pemerintah di Lampung. Setiap melakukan ekspor sapi ke luar daerah, pihaknya dikenakan biaya perjalanan. Gak tanggung-tanggung, sekali jalan, pihaknya dikenakan biaya Rp.10 ribu untuk per ekor sapinya.Bayanglah, sekali ekspor ke daerah lain, ada 300 ekor sapi. Per ekor di kalikan Rp.10 ribu, artinya, sekali jalan, dia harus mengeluarkan biaya untuk penulisan di atas kertas sebesar Rp 3 Milyar.

Biaya tulis di atas kertas ini menurutnya lebih mahal dibandingkan ongkos pemeriksaan hewan ternaknya. Dan ini, menurutnya sudah berlangsung selama 1 tahun. Tentu ia sangat keberatan dengan biaya yang sebesar itu, untuk kerja yang sangat ringat. Tarolah, kalau untuk peningkatan PAD, tapi ya,,plis deh, jangan menyolok begitu.

Tapi itulah, perkara korupsi sudah mendarah daging dari tingkat ter atas sampai paling bawah. Wajar, kalau investor jadi melarikan diri dan sebal berhadapan dengan birokrasi, karena njelimet dan terlalu banyak pos yang semuanya butuh biaya ketika investor harus melewatinya. Dampak dari itu semua, pengangguran merajalela, kemiskinan terus meningkat dan kriminalitas semakin menjadi-jadi.

Artinya, selama korupsi masih bercokol di negeri ini, maka persoalan klasik bangsa ini, seperti kemiskinan dan premanisme tidak akan terselesaikan. Siapapun presidennya. Butuh kesungguhan dari dalam diri sendiri untuk bisa menuntaskan persoalan ini, yakni budaya malu melakukan korupsi sekecil apapun dan dimanapun. Wallahualam[]

Wednesday, November 4, 2009

Apalah jadinya kalau Masa sudah Marah..

Terlalu banyak fakta-fakta yang bermunculan dalam perseteruan antara KPK dan Polri. Saya sendiri sampai bingung, akan dimulai dari manakah permulaan tulisan ini. Tadi pagi, Kamis (05-11), salah satu TV swasta menghadirkan kubu pro dan kontra KPK.

Sebetulnya, dari sekian debat dan diskusi sejak Bibit dan Chandera di tahan Mabel Polri, hingga mereka dibebaskan, publik bisa menilai bahwa, penahanan Bibit-Chandera merupakan bentuk kriminalisasi KPK yang didesign sedemikian rupa, sehingga ada koruptor negara yang dibebaskan sementara di lain pihak, ada segelintir orang yang menanggung atas dosa yang mereka sendiri tidak pernah lakukan.

Saya secara pribadi tidak begitu intens mengikuti perkembangan KPK VS Polri. Kasus ini begitu gurih jadi topik pembicaraan publik. Aku teringat, saat rekaman yang disadap oleh KPK diperdengarkan secara live oleh sejumlah TV dan radio nasional. Sekitar 2,5 jam rekaman itu diputar langsung dari gedung Mahkamah Konstitusi.

Andaikata, dalam rekaman itu jelas suara saya, mungkin mulut ini akan terkunci tidak bisa menyangkalnya. Karena secara pribadi, saat itu diri ini betul-betul sudah ditelanjangi oleh publik. Mau disimpan dimana wajah ini, mau minta perlindungan pada siapa diri ini? semua sudah terbeber dengan jelasnya. Mungkin pada tingkat yang ektrim, ingin rasanya menuruti kata hati ini untuk mengakhiri hidup karena tidak tahan dengan malu.

Tapi sayang, Pribadi Anggoro dan Anggodo bukanlah pribadi Eni Muslihah. Anggodo adalah pribadi yang berani menyumpal sejumlah petinggi negeri ini untuk menghalalkan dirinya meraih kekayaan dengan cara 'maling' uang negera. Saya sebagai orang yang awam dengan hukum, bisa melihat gerak-geriknya yang tidak tenang manakala ia diwawancarai secara langsung oleh TVOne. Jawabannya tidak ajeg, padahal, pertanyaannya kala itu berulang-ulang. Tapi berulang-ulang pula Anggodo mengatakan tidak kenal dengan pribadi Yuliana, selaku mitra yang tengah berbicara via telepon dengannya.

Ada istilah kata 'Durian' menurut Anggodo, durian adalah buah yang sering dia beli. "Durian ya durian. Karena durian yang saya beli istimewa, mereka menyukai durian istimewa saya," kata Anggodo.

Saya perhatikan, Anggodo selalu diam sejenak manakala ia ingin menjawab pertanyaan. Sepertinya dia kebingungan dan kehabisan celah untuk berbohong. Tahukah, setelah wawancara langsung itu, Anggodo terlihat tampak kesal dan menyalakan rokok, karena penat dengan pertanyaan yang menyudutkan dirinya. Merokok adalah sebuah ekspresi seseorang menenangkan diri.

Kalaulah, kala itu dia memang merasa benar, merasa sadapan rekaman itu bukanlah suaranya, atau kalaulah rekaman yang diputar memang melebihkan fakta, kenapa dia tidak lantang menyampaikan kebenaran itu.

Kemudian pertanyaan untuk Polri, Kalaulah Anda sekalian merasa tidak terlibat dalam rekayasan yang dituduhkan publik, kenapa hanya Bibit-Chandera saja yang ditahan. Okelah, kalau pertimbangannya supaya tidak kehilangan barang bukti, kenapa harus Bibit dan Chandera saja, kenapa Anggoro dan Anggodo yang jelas suaranya dalam rekaman itu tidak juga ditahan?

Olala...Sudah ketangkap masah masih juga mau berkelit. Mau berlindung kemana lagi? Rekaman itu sudah cukup bukti untuk menyeret tersangka ke penjara atau tiang gantungan. Polri, bekerjalah secara fair dengan siapapun, jangan hanya bisanya fair dengan pencuri ayam atau pencuri motor. Itu mah, pencuri kelas kroco. Jangan mencari dalih lain untuk bersembuyi dari kebohongan.

Saya tidak habis pikir, andaikan pemimpin-pemimpin negeri ini bersalah, bisakah hukum betul-betul berlaku untuk mereka? Rasanya itu hanya mimpi saja. Dari sini kita bisa menilai, bahwa negeri ini masih sulit dipercaya untuk menuntaskan KKN dari tinggat terendah sampai pucuk kepemimpinan. Berantas KKN hanya retorika belaka.

Ada sebuah kekhawatiran, andaikan publik tidak lagi mempercayakan penyelesaian hukum pada pihak yang berwenang, maka hukum rimba dan hukum alamlah yang akan berlaku di negeri ini. Bayangkan, kalau masyarakat sudah gregetan, bukan mustahil pihak-pihak yang sudah mempermainkan hukum ini akan digelandang di jalan raya, lantas mereka dibakar dan dilempar sampai betul-betul tewas. Toh kalau orang banyak yang melakukannya, andaikan tuduhan itu tidak benar, maka dosannya akan dipikul bersama. Dan kalaulah, tuduhan itu benar, maka pahalanya pun akan dinikmati bersama-sama.

Dengan demikian, penyelesaian yang ekstrim ini akan menimbulkan efek jera bagi orang lain. Orang akan berfikir ulang untuk mencuri. Ha..ha..ha..Saya pikir,kalau masyarakat sudah kelewat kesal, pasti hukum masa akan berlaku.

Sedia Hewan Qurban!

Mau Qurban?
Kami Berkah Qurban menyiapkan hewan qurban dengan kwalitas baik dan harga yang kompetitif.

Jenis hewan Great Bobot hidup (Kg) Estimasi daging (Kg) Harga/kg total
Sapi Bali A 300-350 110-135 Rp.24.500,- Rp.7.350.000-Rp.8.575.000
Idem B 250-300 95-110 Rp.25.500,- Rp.6.375.000-Rp.7.650.000
Idem C 200-250 75-95 Rp.26.500,- Rp.5.300.000-Rp.6.625.000
Sapi Putih (PO) A 300-350 105-125 Rp.24.000,- Rp.7.200.000-Rp.8.400.000
Idem B 250-300 80-105 Rp.24.500,- Rp.6.125.000-Rp.7.350.000
Sapi Simetal 400-600 148-222 Rp.23.500,- Rp.9.400.000-Rp.14.100.000
Kambing A 30-ke atas - Rp.30.500,- -
B 30-ke bawah - Rp.31.500,- -

Setiap pembelian untuk wilayah Lampung dan sekitarnya bebas ongkos kirim. Segera hubungi kami Eni Muslihah :081279450134 atau Zul 085840365201

Dijamin Anda puas dengan pelayanan kami.

Terima kasih.

Tuesday, October 27, 2009

Berita Duka dari Negeri Jiran

Innalillahi Wainna ilahi Raaji'un.. Lagi Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia, yang bekerja di negara tetangga Malaysia, meninggal dunia karena disiksa oleh majikannya.

Mautik Hani (36 tahun), TKW asal Surabaya ini, meninggal dalam kondisi yang mengenaskan. Sebagian tulang rusuknya retak dan terlihat ada luka memar hebat dibagian wajahnya serta luka berlubang disebagian tubuhnya (Ntah, apa gerangan yang membuat Mautik diperlakukan seperti binatang).

Masih menurut informasi media, majikan Mautik, saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian malaysia. Dan, kabarnya juga, majikan Mautik akan dikenakan hukuman gantung, karena telah menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia segera meluncur tim advokasi ke Malaysia, guna meminta pertanggungjawaban pemerintahan setempat terkait meninggalnya salah satu warga Indonesia yang bekerja di negeri Jiran.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Husni Tamrin, di nilai cepat tanggap dengan situasi yang terjadi. Sebagai Menteri yang baru di lantik beberapa hari lalu, menurut pandangan publik, dia sudah menunjukkan kinerjanya dengan baik. Dengan cara, menurunkan tim advokasi dan menyantuni keluarga korban.

Tapi yang menjadi persoalan adalah, pembantaian, penyiksaan bahkan pelecehan terhadap TKW Indonesia, bukanlah perkara sekali dua kali. Ini permasalahan yang terus terjadi dan sepertinya selalu tidak ada solusi konkrit dari pemerintah maupun dari penyalur TKI yang bekerja ke luar negeri.

Penulis jadi teringat dengan obrolan ringan dengan teman. Teman ini ibu rumah tangga yang punya kesibukan diluaran juga. Dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya, ia mempercayakan orang lain yang membantu. Ada cerita yang cukup jadi bahan renungan serius. Teman ini, mengeluhkan pembantunya yang tidak cekatan dengan perintah yang ia sampaikan. Butuh waktu berulang-ulang dan terus-terusan, supaya sang pembantu ini bisa menyerap dengan baik, perintah majikannya.

Ini masih konteks kelokalan loh. Bahasa yang digunakan masih sama, Bahasa Indonesia. Dan setiap perintah yang disampaikan, penulis yakin, pasti penyampaiannya jelas dan yang terpenting dari semua itu, memperlakukannya dengan baik. Alias memanusiakan manusia.

Artinya, dapat dipahami bahwa, orang Indonesia ini, ketika memilih profesi sebagai pembantu rumah tangga, dia punya daya serap informasinya lambat. Faktor utamanya, rendahnya tingkat pendidikan dan pengalaman. Nah, lemahnya daya serap sang pembantu ini, membuat para majikan gregetan. Dan pada level yang memuncak, jika sang majikan ini tidak punya sense of humans dengan baik, maka karakter kebinatangannya akan muncul tanpa kendali.

Pada akhirnya, pembantaian, penyiksaan dan pelecehan seksual menghantui para TKW kita yang bekerja di negeri orang dan semua peristiwa ini terjadi dengan mudahnya, karena sebagian besar TKW kita, tidak punya daya pertahanan, daya juang dan perlawanan diri yang baik. Sehingganya, TKW kita selalu terzolimi akibat kebodohan mereka sendiri.

Ini PR besar yang harus diselesaikan dengan tuntas. Ini menyangkut harga diri dan citra sebuah bangsa. Indonesia, dalam hal ini sudah sangat terlecehkan. Karena apa? Masalah ini dari tahun ke tahun terus terjadi, dan sepertinya, pemerintah negara lain akan terus bertindak seenak udele dewek, karena tidak ada somasi atau tindakan secara tegas yang menimbulkan efek jera bagi bangsa lain, manakala mereka bertindak tidak sopan dengan bangsa kita.

Lantas, dari persoalan yang panjang lebar ini, apa sih yang bisa dilakukan?
Pertama untuk para calon TKW; adakala baiknya Anda sekalian tidak nekad bekerja ke luar negeri, manakala tidak punya skill yang memadai untuk bekerja di luar sana. Jangan mudah terbujuk rayu dari penyalur dengan iming-iming gaji besar. Percayalah, seenak-enaknya kita berada di negeri orang, masih enak kita berada di negeri sendiri, biarpun kita makan ubi jalar dan ubi kayu.

Kedua, untuk penyalur TKI yang mau bekerja ke luar negeri, bekerjalah secara profesional. Kalau toh, memang si calon TKW ini tidak mumpuni untuk dipekerjakan ke luar negeri, jangan dipaksakan hanya demi mengejar target. Satu hal yang perlu kalian ingat, Setetes darah yang sudah dikeluarkan oleh pahlawan devisa kita, akibat dari kelalaian kalian, maka setiap tetesan darah itu nantinya akan minta pertanggungjawaban. Demi Allah, Islam tidak akan meridhai sesama muslim membunuh atau menjerumuskan muslim lainnya.

Ketiga, untuk pemerintah. Anda pemegang kebijakan penuh. Kebijakan itu sangat menentukan baik dan buruknya sebuah bangsa. Buatlah aturan yang ketat yang diterapkan oleh TKI itu sendiri, pihak penyalur dan pemerintah negara setempat. Buatlah aturan, yang sekiranya ada pihak ingin berlaku sewenang-wenang terhadap aturan yang ada, maka mereka akan berfikir ulang untuk melakukan kejahatan.

Atau solusi yang lebih konkrit lagi, pemerintah membuka lapangan pekerjaan se luas-luasnya di negeri sendiri, supaya penduduknya tidak tertarik untuk bekerja di negeri orang. Apalagi bekerjanya hanya sebagai buruh kasar atau pembantu di tempat orang.

Jika tiga komponen ini sudah berjalan atau bekerja sebagaimana mestinya, penulis yakin, ke depan, tidak akan ada lagi cerita duka TKW kita yang merana dan menderita serta mati di negeri orang dengan sia-sia. Wallahualam, inilah sebuah mimpi dari seorang anak bangsa. Anak bangsa yang rindu akan hadirnya sosok pemerintah yang bisa mengerti dan paham kebutuhan rakyatnya.[]

Thursday, October 15, 2009

Di balik Peristiwa Pemadaman Bergilir

Genap satu minggu sudah pemadaman bergilir untuk Wilayah Lampung dan sekitarnya berlangsung. Bahkan menurut informasi yang penulis dapatkan, pemadaman ini akan teratasi alias listrik di Lampung bisa beroperasi dengan normal kembali pada bulan November awal, terhitung sejak tanggal 8 Oktober lalu. Wah, nampaknya pemadaman bergilir kali ini, merupakan pemadaman yang relatif lama ketimbang pemadaman-pemadaman sebelumnya.

Fenomena yang terjadi di lapangan, seminggu saja pemadaman bergilir terjadi, konsumen yang bergerak di bidang industri baik sektor besar maupun kecil, dapat ditaksir telah mengalami kerugian mencapai Rp. 1 Triliyun. Tentunya, kerugian ini tidak hanya dialami oleh konsumen. Pihak PLN sekalipun, tentunya mengalami kerugian yang tidak kalah besarnya. Namun dalam hal ini, tentu PLN tidak akan berbicara ke publik tentang nominal kerugian. Orang bijak bilang, tidak elok berbicara demikian terhadap publik.

Selain kerugian secara materil, stabilitas aktifitas masyarakat juga terganggu. Coba kita perhatikan jalan-jalan protokol perkotaan Bandar Lampung, kesemrautan pengguna jalan semakin menjadi-jadi saja. Coba kita tengok aktivitas perkantoran, pegawainya lebih banyak mengobol atau membaca koran, karena cuma listriklah yang dapat menunjang terselesaikannya sebuah pekerjaan.


Apa yang baru saja penulis sampaikan, mungkin baru sebagian kecil dampak dari pemadaman yang terjadi selama satu minggu terakhir ini. Ntahlah, akan berapa banyak kerugian lainnya jika pemadaman ini akan terus berlanjut.

***

Tapi rasanya tidak arif, kalau penulis juga tidak memandang lebih dalam, apa sebenarnya yang terjadi dibalik kerugian konsumen dampak dari pemadaman bergilir ini. Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menyudutkan satu pihak saja. penulis berharap dari sebuah tulisan ini, semua pihak tercerahkan, masing-masing kita coba menganggap persoalan ini adalah persoalan bersama. Dimana, penyelesaiannya membutuhkan kedua belah pihak untuk duduk bareng, lantas bersama-sama mencari solusi terbaik dari persoalan ini.

Masing-masing kita, menurunkan ego, menganggalkan kepentingan yang sifatnya pribadi, menanggalkan pengakuan bahwa 'Akulah orang yang paling dirugikan' dan sebagainya. Mungkin ketika kita, sama-sama sudah membuka diri dan menerima kenyataan, akar permasalahan ini akan terselesaikan dengan baik.


Baiklah, penulis akan coba menerangkan, apa latar belakang atau penyebab utama kenapa sih, Lampung sering sekali mengalami pemadaman secara bergilir.

Tahukah Anda, bahwa saa ini Lampung mengalami devisit pasokan daya sebesar 130-140 MW. Sementara penduduk Lampung memiliki kebutuhan pasokan daya siang hari sebesar 270-280 MW, belum lagi beban malam tidak kalah besarnya, yakni mencapai 400 MW.

Permasalahan ini bertambah kompleks, manakala 2 Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) Tarahan, unit 3 saat ini mengalami kerusakan pada tabung weller dan pada unit 4 saat ini tengah dalam kondisi pemeliharaan secara rutin. Konon kabarnya, untuk unit 4 baru dapat beroperasi pada 35 hari ke depan setelah masa pemeliharaan.

Kemudian masalah penujang lainnya, dua PLTA di Batu Tegi dan Way Besai, saat ini juga tidak dapat beroperasi lagi. Mengingat, saat ini, Lampung tengah mengalami musim kemarau yang berkepanjangan.

Untuk tetap bisa menghidupi Lampung, meskipun ala kadarnya, pihak PLN mengoptimalkan PLTD yang ada dan mendapat kiriman daya dari Wilayah Subagsel dengan sistem interkoneksi.

Dengan demikian, pemadaman lampu untuk Wilayah Lampung, tentunya akan tetap berlangsung selama devisit pasokan daya, kerusakan dan faktor kemarau masih menghinggapi kita.

Dalam hal ini, bukan berarti PLN tidak punya upaya untuk mengatasi masalah penerangan di Lampung. PLN saat ini tengah mengupayakan pembangunan PLTU Sibalang, dan proses pembangunannya sudah berjalan 30 persen dengan target selesai pengerjaan hingga tahun 2011.

Itulah, permasalahan yang tidak bisa dipungkiri lagi oleh masyarakat Lampung. Konsumen menginginkan listrik tetap menyala, namun penyedia dalam hal ini PT.PLN punya keterbatasan dalam melayani pelanggannya dengan baik. Disadari atau tidak, pelanggan memiliki ketergantungan penuh pada pihak PLN, karena sampai saat ini, di Indonesia belum ada pembanding lainnya (pihak swasta).

Solusi yang bisa ditawarkan, pelanggan sedari sekarang sudah sepatutnya mengurangi pemakaian listrik yang sifatnya tidak penting, jika kita menghendaki pemadaman tidak terus-terusan terjadi. Untuk PT.PLN, tolong dong, tidak menaikkan tarif dasar listrik, karena keputusan yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan. Wallahualam..

Thursday, August 27, 2009

Luar biasa, Bulan Ramadan kali ini, aku merasa ada yang beda. Energi untuk memanfaatkan moment ini lebih punya nilai manfaat, jauh lebih tinggi dari sebelumnya. setiap waktuku, tidak ada yang aku lalui dengan berdiam tanpa aktivitas. Dari urusan keduniawian sampai urusan akhirat dilakukan.

Aku senang dengan diriku yang seperti ini. Di bulan puasa ini, aku mulai belajar mencintai profesi sebagai juru pewarta, belajar menjadi hamba yang mengisi kekosongannya dengan tilawah dan berzikir, membaca serta belajar mengendalikan pikiran negatif yang ada dikepala ini.

Bayangkan saudaraku, sebelumnya, aku selalu malas memburu berita. Sekarang, aku berhasil menjadi pemburu yang baik. Sehari aku bisa hunting lebih dari 3 narasumber dan instansi. Dari ke tiga narasumber itu, aku bisa memecah berita menjadi 5 bahkan lebih isu yang laik untuk naik ke permukaan. Meskipun realisasinya, dari laporan itu, mungkin orang kantor hanya menerima dua atau tiga berita. Dengan alasan isu tidak seksi atau insert suara yang noise.

Yah.. Tapi sekali lagi itu bukan masalah bagi diri ini. Aku mesti bersyukur, ternyata aku bisa menjadi manusia yang aku inginkan. Yakni manusia yang produktif dan bermanfaat bagi orang lain.

Sudah dulu ya..mungkin, kali lain aku bisa meneruskan jemari ini menuliskan apa yang menjadi pemikiranku. sekarang...Lampung masih membutuhkan info aktual tentang kesiapan pemerintah dalam menghadapi mudik lebara...

Monday, August 17, 2009

Rumah Tua dan Penghuninya

Senin pagi, 17 Agusutus 2009, Kotaku, Bandar Lampung hujan deras. Pagi itu, langit tampak mendung dan diiringi hujan deras. Rumah tua yang menurut catatan terbuat pada tahun 1946 itu, yang kini menjadi tempat aku berdiam diri untuk meleraikan kepenatan setelah berkeliaran diluar seharian, nampak disetiap sudutnya meneteskan air dari sela-sela genteng lama. Mana kala hujan datang, kakak, adik, kakak ipar bahkan bunda tercintaku, selalu menadahkan tetesan air hujan yang masuk dalam rumah tua itu. Kata keponakanku bilang, di rumah datuk (nenek-penj), tidak bisa dijadikan tempat berlindung yang nyaman manakala hujan deras turun.

Bayangkan saja, sejak awal berdirinya rumah itu, hingga saat ini belum pernah mengalami renovasi. Hanya ketika bapak bersikeras memutuskan membeli rumah yang terletak di dalam gang itu, sayap kiri rumah tersebut di bangun dua kamar. Dan, satu diantara kamar yang dibuat itu, kini menjadi kamar pribadiku. Yah, ruang yang cukup ditempati dipan berukuran seluas rentangan dua tangan dan satu lemari baju dua pintu dan meja belajar, cukup bisa dijadikan tempat untuk memunculkan inspirasi dalam benakku.

Tidak ada yang istimewa dari rumah tua itu, tapi bagiku, inilah satu-satunya tempat persinggahan yang dimiliki orangtua ku. Bagaimanapun bentuknya, aku harus mensyukuri keberadaannya, setelah sebelumnya 20 tahun lamanya, kami sekeluarga bagaikan kucing beranak yang selalu pindah ke sana-ke mari, untuk sekedar mendapatkan tempat tinggal.

Ntah, daya tarik seperti apa, ketika aku tidak punya aktivitas diluaran, diri ini mampu bertahan di rumah itu dalam seharian, tanpa melihat matahari apalagi bertegur sapa dengan tetangga yang begitu mepet dengan rumah itu. Terkadang, orang sekitar rumahku, tidak pernah tahu, apakah aku ini ada di rumah atau tidak. Yang mereka selalu lihat, rumah itu, hanya ada satu penghuni tetap, yah, dialah Bundaku tersayang. Dalam kesendiriannya, beliau selalu mengisi waktu luangnya dengan perbanyak ibadah, memasak, menyulam dan terkadang mengasuh cucu.

Meskipun banyak waktu luang, bundaku, tidak mengisinya dengan 'nenangga' apalagi sampai membicarakan orang. Terkadang, justru bundalah, yang suka memberi warning, pada kumpulan ibu-ibu manakala mereka hanyut dalam mengoreksi orang lain. Makanya, meskipun bunda orang yang tidak punya pendidikan tinggi dan bergaulan luas, tapi bunda cukup disegani dengan ibu-ibu kompleks rumah itu, karena bunda selalu menerapkan nilai yang disampaikan oleh suami dan anaknya. Oh, bundaku, I love you full.

Aku jadi teringat pesan babe, untuk selalu menghargai, menyayangi dan menghormati bundaku. Menurut penilaian babe saat pertama kali dia melihat sosok wanita paruh baya itu, bundaku ini adalah sosok yang polos dan sederhana. Karena kesederhanaanya itu, beliau jenderung jadi manusia yang mengalah. Tapi dibalik kepolosad dan kesederhanannya itu, bunda punya kekuatan besar untuk mengalahkan egonya, menekan penderitaannya demi anak-anak yang beliau cintai.

Abangku juga pernah bilang, bundaku ini sosok wanita solihah yang tidak pernah tergabung dalam sistem. Beliau punya dedikasi, sehingganya dengan kesederhanaan hidup kelaurga kami, beliau mampu memberi spirit pada suami dan anak-anaknya untuk tetap bertahan menghadapi cobaan hidup.

Satu karakter yang cukup aku banggakan dari diri bundaku ini, selama beliau menjadi istri almarhum bapak, dan selama ia hidup dalam serba keterbatasan, bundaku tidak pernah berpikir apalagi sampai menuntut untuk sebuah benda yang layaknya dimiliki oleh banyak rumah tangga pada umumnya. Bunda punya sifat penerimaan yang luar biasa.

Aku baru menyadari itu. Seingatku, selama bunda berumah tangga, tidak pernah terpikirkan baginya untuk mengisi prabot rumah dengan lengkap. Seingatku juga, bunda tidak pernah punya keberanian untuk berhutang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak pernah terpikirkan oleh bunda, bagaimana kalau punya sofa yang bagus, bagaimana rumah itu punya perabot yang lengkap dan seterusnya.

Pemikiran bunda lebih pada subtansi. Ketika, suaminya kecukupan rezki, beliau lebih menyarankan pada suaminya untuk melunasi hutang-hutang bisnis atau lebih pada mementingkan biaya pendidikan anak-anaknya. Itulah kelebihan, penghuni wanita paruh baya rumah tua itu (tidak neko-neko). Meskipun dirinya tidak pandai memberikan nasehat, petuah dan bertukarpikiran apalagi solusi pada anak-anaknya, tapi bunda selalu menenangkan.

Inilah yang pada akhirnya, wanita yang dulu suka aku panggil 'Mamae' ini, sekarang berubah panggilan menjadi 'Bunda'. Karena menurutkan panggilan bunda adalah sebuah panggilan penghargaan serta penghormatanku pada seorang wanita yang sudah pernah makan asam garam kehidupan. Aku bangga dilahirkan dari rahimnya.

Bundaku sayang, inilah bentuk penghormatan yang bisa aku sampaikan pada bunda. Aku tidak punya harta, pangkat apalagi jabatan untuk membahagiakan bunda. Tapi aku yakin, bunda tidak pernah menuntut sesuatu yang lebih dari kapasitas yang dimiliki oleh anaknya. Terkadang, kalau aku dalam keterbatasan ekonomi, bunda selalu bisa bantu.

Satu pesan yang selalu aku ingat dan jaga. Bunda selalu mempercayai diri ini beraktifitas diluar sana. katanya gini "Mamae percaya sama kamu dan mengikhlaskan dirimu selalu berada diluar sana. Niatkan setiap langkahmu, hanya untuk berdawah," begitu pesan bunda yang membuat diri ini terbengong-bengong.

Masya Allah, bunda sudah tidak mempersoalkan lagi aktifitasku diluaran dengan waktu yang tidak jelas dan penghasilan yang tidak jelas juga. Adikku bilang, pekerjaanku ini proyek 'thank you' tapi semakin ke sini, lontaran kata-kata itu tidak lagi aku dengar. Bisa dipastikan 2 tahun terakhir. Ntah karena terbiasa atau karena mereka mulai menyadari bahwa aku juga butuh aktulaisasi diri atau karena aku sekarang sudah mulai menujukkan sikap terbuka, komunikasi selalu lancar, sehingganya miss komunikasi antara aku dan penghuni rumah itu, mulai teratasi. Wallahualam.
***
Eh, sebetulnya, dari awal aku punya niatan mau menuliskan tentang moment kemerdekaan RI tapi kenapa nglantur critain rumah tua dan penghuninya ya? he3x...pikiran dan tangan ini dari paragraf ke dua, sudah mengarahkan pada tulisan ini. Yah, mohon dimaklumi. Penulis blog namanya, jadi semaunya dong, menyampaikan isi kepala;)

Tuesday, August 11, 2009

You Are Still The One

Selasa (11-08), baru saja aku dan teman mendiskusikan sebuah hubungan. Dipersempit lagi, berbicara hubungan orang-orang yang telah punya status menikah secara sah dengan pasangannya.

Pembicaraan itu diawali dari seorang teman. Teman ini, menurut kami sebelum menikah, dia adalah sosok orang yang dinilai kaum wanita punya perhatian yang baik dengan teman wanitanya, tahu bagaimana memperlakukan wanita dan nampak-nampaknya, sosok teman kami yang satu ini orangnya sangat romantis. Dulu, waktu doi melangsungkan pernikahan, hati ini sempat berucap--beruntung sekali pasangan wanitanya yang telah berjodoh dengan temanku yang satu ini, pasti dia nanti akan menjadi manusia yang sangat bahagia di dunia ini, karena telah mendapatkan pasangan yang ideal menurut sebagian besar kaum wanita-- Mungkin dibelahan sana, banyak wanita yang menitikkan air matanya, karena harapannya pupus hari itu juga. Tidak menjadi wanita seberuntung istrinya bla..bla..bla..

Sekarang dirinya sudah menikah dengan wanita pilihannya dan sudah memiliki satu orang putra. Semenjak dirinya menikah, terkesan ada jarak antara kami. Ntah jarak itu siapa yang memulainya. Sebelumnya, aku dan dirinya sangat akrab, selalu ada saja bahan yang bisa dijadikan bahan untuk didiskusikan. Selalu ada waktu untuk bertemu dan berbagi cerita dan pengalaman. Ntah itu cuma cerita perkembangan media atau apalah.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai melihat karakter yang berbeda dari dirinya. Dahulu orang ini aku pandang punya kepekaan yang baik dengan wanitanya, tapi setelah menikah, kepekaan, perhatian serta pemahaman dirinya pada pasangan hidupnya justru bisa aku nilai dibawah nilai rata-rata. Seperti ada hal yang ia tutupi atau tidak ia sadari, bahwa sesungguhnya, romantisme dalam keluarga yang baru saja ia bina kurang lebih dua tahun, nampak-nampaknya pudar.

Dan mungkin, fenomena rumah tangga yang seperti ini, bukan hanya terjadi pada temanku yang satu ini saja. Banyak orang yang sudah menemukan jodohnya tapi dalam perjalanan pernikahannya ia sama sekali tidak menikmati indahnya hidup bersama pasangan. Hal itu disadari atau tidak.

Pasangan-pasangan ini banyak terjebak dalam sebuah rutinitas sehingganya mengabaikan, hakikat cinta yang semestinya tumbuh bersemi dalam sebuah hubungan yang penuh dengan keberkahan dari Allah itu. Disatukannya, dua insan yang berbeda dari jenisnya sendiri, dalam sebuah ikatan suci (pernikahan), supaya kita merasa bahagia dan nyaman dengan pasangan kita dalam menghadapi dinamika kehidupan ini.

Sang istri disibukan mengurus anak dan rumah tangganya (dapur, sumur dan kasur), sementara sang suami sibuk dengan mencari nafkah untuk memenuhi rumah tangganya karena sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Terlepas dari itu, dalam hubungan berumah tangga, kehidupan mereka kering, gersang serta tidak punya arti satu dengan lainnya. Ada dan tiadanya pasangan disisi kita, tidak mempengaruhi kehidupan pribadi ini. Semuanya berjalan sendiri-sendiri.

Hubungan yang seperti ini kalau toh, memang harus dipertahankan, tidak lain karena faktor anak yang mengikat. Bukan kesenyawaan dan bukan pula karena cinta yang tumbuh dalam pernikahan. Inilah kajian yang selama ini cukup menjadi perhatian serius bagi diriku. Karena menurutku, pasangan seperti ini sebetulnya begitu menjamur. Bahkan, anehnya, pasangan seperti ini tidak jarang terjadi dikalangan keluarga yang memahami agama.

Berapa keluarga sih, yang berhasil memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan chemistery dalam sebuah hubungan, bisa menganggap pasangannya adalah soulmate, berkomitmen untuk sehidup semati, tetap menjaga romantisme sampai tua? Cobalah tengok kelaurga-keluarga sekitar kita, atau mungkin kondisi rumah tangga kita sendiri yang perlu diperhatikan. Apa sebenarnya yang terjadi dengan hubungan antara kita dengan pasangan hidup kita?

Aku teringat ada seorang teman, ketika aku mengatakan punya mimpi dan harap bisa romatis sampai tua dengan pasangan ku kelak, justru dia malah menertawakan diriku. Katanya, Eni...Eni... itu mah, khayalan semua orang yang belum pada nikah. Setelah nikah, kata-kata dan perlakuan romantis itu cuma mampu bertahan satu bulan, selebihnya, ya..jalan sendiri-sendiri. Perkataan itu membuat aku terhenyak! Mindset, itu rupanya sudah mendarah daging di masyarakat kita kebanyakan. Yang menjadi pertanyaan besar dikepalaku, Tidakkah nantinya aku bisa menikmati indahnya cinta seperti yang diajarkan rosul pada Bunda Aisyah.

Yang aku tau, dengan adanya cinta dalam sebuah hubungan, maka cinta itulah menjadi energi besar untuk merubah segalanya. Karena cinta kita pasti rela berkorban, karena cinta kita pasti ingin jadi yang terbaik, karena cinta kesuksesan gemilang akan teraih dan karena cinta hidup ini akan terasa lebih hidup dan berarti.

Apalah artinya status pernikahan kalau cinta bukan landasannya? apalah artinya ikatan pernikahan kalau kita tidak bisa menggagap pasangan hidup kita adalah satu-satunya (Your still the one). satu-satunya orang yang bisa diajak berbagi dalam segala hal. Satu-satunya orang yang bisa mengerti akan diri ini.

Allah Robbii...apa susahnya sih, menyatukan suhu dengan pasangan kita? sementara dalam pernikahan itu mengandung keberkahan, yang tidak lain adalah cinta yang mesti tumbuh bersemi dalam sebuah hubungan, supaya kita merasa nyaman menjalani hidup ini.

Monday, August 10, 2009

Refleksi Festival ke-19 Krakatau Lampung

Festival ke-19 Krakatau Lampung tahun 2009 adalah ajang promosi Lampung sebagai salah satu referensi daerah wisata nasional dan mancanegara. Untuk menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata, tentunya membutuhkan kerja keras dalam perwujudannya. Saya pikir, tidak ada yang aneh dengan mimpi pemerintah dan masyarakat Lampung khususnya. Semua itu pada tataran yang normal saja.

Berbagai upaya telah dijalankan pemerintah, guna mempromosikan tempat-tempat wisata di Lampung. Pada festival kali ini, pemerintah, khususnya dinas parawisata Provinsi Lampung mampu mengajak 15 duta besar, melihat keindahan alam Lampung ini. Adapun ke-15 duta besar tersebut berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Lebanon, Turki, Palestina, Brunai Darussalam, Singapore, Suriname, Afganistan, Polandia, Katar, Yunani, Bosnia, Slovakia dan Saikles. Hal ini merupakan prestasi yang membanggakan.Bahkan, menurut ketua pelaksana kegiatan festival ini, provinsi lain, tidak bisa menghadirkan dubes sebanyak di Lampung.

Berdasarkan hasil obrolan dengan salah beberapa dubes yang ada, mereka sangat tertarik dengan keindahan Gunung Karakatau. Palestina, Amerika dan Turki. Menurut mereka, ini merupakan pertamakalinya mengunjungi Lampung. Dan baru bertamakalinya, melihat dan mendengar secara langsung letusan dan dentuman kecil yang mengeluarkan asap tebal dari anak krakatau. Mereka juga mengatakan, akan menyarankan warganya, kalau berkunjung ke Indonesia jangan lupa mampir ke Lampung.

Semua mata saat itu, terbelalak menyaksikan keindahan dan fenomena alam di Lampung yang tidak membahayakan itu. Saat kami berada di sana, sedikitnya 6 kali anak krakatau mengeluarkan asap tebal. Itu bertanda, anak krakatau menyambut kedatangan kami. Belum lagi lumba-lumba sedang, mengiringi kapal yang kami tumpangi untuk mendekat ke arah anak krakatau. Wah, sungguh luar biasa. Inilah pertamakalinya, penulis menyaksikan keindahan dan keadidayaan ciptaan Allah.

Salah satu peminat wisata, Jimli Assidiqie mengatakan, keindahan dan kekayaan alam di Lampung merupakan nikmat yang harus disyukuri masyarakat Lampung. Tapi ia juga mengatakan, nikmat itu bisa juga menjadi bencana, manakala kita tidak bisa melestarikan dan mengelolanya dengan baik.

Tahukah Anda, anak krakatau semakin hari semakin meninggi dan menurut Bosmen kapal yang kami tumpangi, tahun sebelumnya, anak krakatau hanya mengeluarkan asap saja. baru kunjungannya kali ini, anak krakatau mengeluarkan suara seperti kledek disertai keluarnya kepulan asap pekat dari pucuk gunung tersebut.
**
Seperti yang sudah dikatakan Jimli Assidiqie, potensi keindahan alam Lampung memang patut diacungi jempol. Namun sangat disayangkan, keindahan alam yang dimiliki masyarakat Lampung tidak disertai kesiapan yang serius dalam mewujudkan Lampung sebagai visit years 2009.

Cerita dengar cerita, setiap Festival Krakatau dari tahun ke tahun, selalu saja ada kekurangan di sana-sini. Kekurangan itu terlihat dari masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Beberapa kekurangan yang akan saya sampaikan semoga dijadikan ajang perbaikan diri kita dalam menyambut tamu wisatawan yang akan datang. Saya ingin, apa yang sudah menjadi target pemerintah, yakni menghadirkan 2 juta peminat wisata di Lampung, realisasinya benar-benar ada.

Masih menurut cerita Jimli Assidiqie, Minggu (26-07) selama perjalanan menuju Menara Siger Lampung, sepanjang jalan dari Kecamatan Panjang sampai Bakauheni Lampung Selatan, ke-15 duta besar itu disuguhi dengan tontonan 4 kali kecelakaan.
Dua peristiwa terjungkalnya truk bermuatan barang dan 2 peristiwa lainnya kecelakaan motor.

Peristiwa yang terjadi memanglah bukan sesuatu yang sengaja dimunculkan dihadapan tamu mancanegara. Tapi semua itu, musibah belaka. Tapi menurut catatan Jimli, peristiwa yang terjadi, sebagai bentuk nyata infrastruktur di Lampung belum terlaksana dengan baik. Bukan hanya kecelakaan saja, catatan lainnya, adalah, pada saat pelaksanaan peringatan 1 tahun menara siger, acara yang semula direncanakan mulai pada pukul 08.00 wib, ternyata mulur dari rencana semula. Dan pada akhirnya, yang semula pada duta ini berangkat melihat anak Karakatau pada pukul 10.00 wib berubah menjadi pukul 11.00 wib.

Catatan ini cukup serius bagi investor yang akan menanamkan modalnya. Ini menujukkan bahwa Lampung memang secara nyata belum siap menjadi referensi wisata nasional maupun mancanegara. Alangkah sayangnya, keindahan alam yang dimiliki masyarakat Lampung, namun tidak disertai kesiapan SDM yang akan mengelola keindahan alam ini. Semestinya, ini bisa bernilai uang dan mampu menghidupi masyarakat Lampung yang lebih sejahtera lagi. Tidak perlu Lampung masuk wilayah termiskin nomor dua setelah Aceh.

Kemudian yang menjadi pertanyaan penulis, mengapa pada ajang promosi ini pemerintah hanya mengundang dubes saja. Mengapa tidak disertai mengundang investor. Toh, dubes juga tidak punya uang untuk menanamkan modalnya. Mereka hanya bisa bercerita saja dinegaranya masing-masing, sangat bisa dipastikan mereka tidak bisa mengambil wewenang untuk meminta pengusaha dinegaranya menanamkan modal di Lampung.

Sementara, dalam kunjungannya ke Lampung, pemerintah kita sudah menjamu tamu-tamu ini dengan sangat ramah sekali. Kita sudah menyiapkan Muli-Makhanai yang lancar berbahasa Inggris, murah senyum, terus terlihat ceria dan bersahabat. Saking bersahabatnya, pada duta itu, sampai berani memegang pinggul sang Muli di depan khalayak ramai. Teman-teman media yang menyaksikan ini, langsung mendokumentasikan moment indah itu.

Ntahlah. Haruskah seperti itu cara orang Indonesia wabil khusus Lampung, menyambut tamu-tamunya guna menarik investor menanamkan modalnya di Lampung untuk kemajuan dunia parawisata ini? Wallahualam bissowab. Miris sekali hati ini melihatnya. Inilah pertamakalinya, penulis mengikuti rangkaian kegiatan dinas parawisata. Ataukah memang diri ini yang masih terlalu polos dan lugu, sehingganya melihat pemandangan seperti itu mata ini menjadi sangat risih. Tapi kalau toh memang begitu, kenapa teman-teman lainnya merasakan kegundahan yang sama.

Tidakkah ada cara yang jauh lebih mulia lagi untuk menarik investor itu? Tidakkah dengan cara bekerja secara bersih dan profesional itu justru cara yang paling jitu menarik investor? Dalam hal ini, Lampung sudah cukup punya potensi alam yang indah. Kenapa kita menjadi manusia yang tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk membanggakan alam Lampung?

Sudahlah, penulis pikir tidak perlu terus-terusan mengkritik pemerintah yang sudah berusaha mewujudkan Lampung sebagai daerah wisata. Mungkin itulah batas kemampuan yang kita miliki. Kita belum punya cara yang jauh lebih ampuh untuk menarik investor. Kita hanya mampu menunjukkan keramahan dan kecantikan tapi belum mampu menujukkan kemampuan berfikir dengan benar. Karena itulah sejatinya kita, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi menuju manusia yang berwibawa dan bermartabat.

Sunday, August 9, 2009

Benarkah Noordin M Top Tewas?

Jumat-Sabtu (07—08, Agustus), public dikejutkan dengan penggerebekan master mind teroris Noordin M Top, di Tumenggung, Jawa Tengah. Penggerebekan itu berlangsung selama 17 jam di rumah Djahri, seorang Guru Agama Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga petani di Desa Tumenggung.

Selain penggerebekan di Tumenggung, Densus 88 juga memburu teroris di Bekasi. Dalam pemburuan itu, aparat menemukan setengah ton bom yang siap diledakan. Konon ceritanya, bom yang sudah disiapkan itu rencananya akan mengebom kediaman pribadi Presiden Republik Indonesia (RI), Soesilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, yang letaknya hanya berjarak sekitar 5 Km dari rumah presiden.

Pada pemburuan Densus 88 anti teror, 3 buron dinyatakan tewas (satu diantaranya di duga Noordin M Top) dan 3 lainnya masih dalam menyelidikan guna melakukan pengembangan lebih lanjut.

Prestasi yang patut diacungi jempol pada aparat RI yang telah mengusut dan menangkap dalang mengeboman di Indonesia yang terjadi sejak tujuh tahun silam. Kinerja yang luar biasa. Pasca peledakan di JW Marroitt dan Ritz Carlton, aparat langsung bergerak cepat, tanpa ada jeda dan tanpa henti-hentinya mencari hingga kepelosok desa otak penggerak pengeboman tersebut.

Sampai pada akhirnya, orang yang bersembunyi di rumah Djahri di duga Noordin M Top dinyatakan tewas, karena karena baku tembak yang dilakukan tim kepolisian. Sekali lagi patut diacungi sepuluh jempol untuk kepolisian RI.

Tapi, sayangnya, pemburuan Noordin M Top yang sampai menjadi mayat tersebut, tidak disambut suka cita oleh berbagai pihak di negeri ini. Ada yang bilang, penangkapan polisi terhadap Noordin dalam rangka mencari perhatian masyarakat dunia, bahwa Indonesia berhasil memburu buron nomor wahid di Indonesia. kepolisian terkesan ingin mendapatkan pujian.

Keraguan lainnya, bahwa jenazah yang berhasil dikeluarkan dari rumah Djahri tersebut, bukanlah jasad Noordin M Top. Keraguan ini dipertegas juga dengan pernyataan Kapolri Jenderal Bambang Dahuri, yang belum bisa memastikan bahwa jasad tersebut benar adalah Noordin. Polri masih mengunggu hasil tes DNA yang baru bisa dipublikasikan, kebenarannya dua minggu mendatang.

Inikah sebagai bentuk kehati-hatian Polri atau memang jasad itu bukan milik Noordin M Top. Sementara, kita ketahui bersama, dahulu, sepeninggalan DR. Azhari, Polri bisa secara cepat memastikan bahwa jasad yang sudah dalam kondisi berkeping-keping itu adalah DR. Azhari yang tidak lain adalah dosen Noordin sekaligus dalang utama pengemboman di Indonesia. Lantas, kenapa aparat begitu kesulitan memberi keterangan pers, bahwa jasad yang tewas pada Sabtu pagi itu, adalah jasad Noordin? Tidakkah polisi bisa mengetahui ciri fisik buron tersebut? Mengapa mesti berlarut-larut?

Sekali lagi penulis sampaikan, pujian yang luar biasa bagi aparat yang telah menemukan Noordin baik hidup atau mati. Tapi yang menjadi pertanyaan, benarkah itu jasad Noordin? Kalau toh bukan, siapakah lelaki yang telah berani mempertaruhkan nyawanya demi seorang Noordin.

Ini pertanyaan yang cukup menggelitik. Kenapa pula aparat yang bertugas kala itu melakukan penembakan pada lelaki yang bersembunyi di rumah Djahri? Sampai korban betul-betul tewas. Secara pemikiran penulis sebagai orang awam, mengapa, tersangka yang di duga Noordin itu ditangkap dalam kondisi hidup? Bukankah, pelaku yang saat ini sudah tewas, bisa dijadikan saksi guna melakukan pengembangan lebih detail sampai pada inti sasaran polisi.

Aneh bin ajaib. Sungguh penembakan yang terkesan membabibuta itu, sepertinya ada misi terselebung. Malang nian, nasib orang itu jika ternyata hasil DNA dinyatakan negatif. Tidakkah aparat punya pemikiran seperti penulis yang mewakili pemikiran masyarakat Indonesia pada umumnya.

Teroris itu kejahatan yang luar biasa menakutkan bangsa ini. Karena pelaku teroris, sudah membuat perekonomian di Indonesia karut-marut, menyudutkan citra Indonesia di mata dunia dan mematikan mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia. kenapa begitu diyakini bahwa lelaki yang bersembunyi di rumah Mudjahri adalah Noordin, justru kepolisian menembaknya sampai meregang nyawa di tolilet Mudjahri.

Saya pikir, kita semua yang menyaksikan tayangan langsung oleh beberapa media elektronik, dibuat gregetan. Sebelumnya, penulis sempat menonton film actioan, tapi kenapa pada real pemburuan yang ditayangkan secara langsung, terkesan begitu lama dan berlarut-larut. Bayanglah 17 jam, satu buron dikepung dari bagian atas kiri-kanan dan depan-belakang. Jumlah aparat yang melakukan pengepungan dilakukan oleh lebih dari 10 aparat yang tergabung dalam tim. Belum lagi ada robot yang ikut mengindentifikasi masuk dalam rumah guna memastikan lelaki itu Noordin atau bukan.

Saat itu, lelaki yang bersembunyi dalam rumah Mudjahri betul-betul terpojok. 17 jam, ia dalam kondisi kelaparan, katakutan dan kedinginan. Satu lawan sepuluh. Mestinya aparat bisa merangsek ke dalam dan membawa secara hidup-hidup lelaki yang ada di dalam rumah itu.

Penulis berharap, lelaki yang dinyatakan tewas itu adalah otak pelaku peneboman di Indonesia yang kian merajalela. Penulis tidak ingin, citra kepolisian tercoreng karena kecerobohan dalam penangkapan Noordin.

Terlepas benar atau tidaknya jasad tersebut, adalah Noordin M Top, kita sebagai rakyat yang pencitraannya telah dilecehkan, sudah waktunya kita waspada dari perbuatan yang tidak bertanggunjawab itu. Seperti Bang Napi katakan, kejahatan itu terjadi bukan karena ada niat, tapi kejahatan itu terjadi karena ada kesempatan. Jadi tetaplah waspada! Lindungi keluarga dan tetangga kita dari pencucian otak oleh teroris, karena rumor yang beredar, biasanya pelaku teror orang yang terkesan sedikit berbicara banyak bekerja.

Wallahualam

Tuesday, August 4, 2009

Meninggalnya Mbah Surip Peralihan Isu Teroris

Lama juga ga menuangkan ide pikiran. Terhenti sejenak karena kesehatan badan yang tak kenal kompromi. Sakit maunya digletakin aja, ga mau diajak kulu-kilir apalagi diajak mikir. Tapi hari ini pikiran ini aq coba ajak lagi untuk bekerja, memikirkan sesuatu yang sepantasnya dipikirkan untuk orang se-usia diriku ini.

Selasa (04-08), publik dikejutkan dengan meninggalnya penyanyi yang baru saja naik daun di usianya yang cukup tua. Mbah Surip. Ia meninggal sekitar pukul 10.30 wib, diperkirakan meninggalnya pelantun lagu 'tak gendong' ini disebabkan oleh serangan jantung. Semua media, terpusat pemberitaannya berturut-turut pada sosok lelaki tua yang fenomenal ini.

Berita meninggalnya Mbah surip, menggalahkan pemberitaan jatuhnya pesawat Merpati yang tengah hilang di kepulauan Papua dan meninggalnya Mbah Surip juga menyingkirkan pemberitaan yang tengah booming di negeri kita, yah pemberitaan teroris yang telah menedakkan bommnya untuk kesekiankalinya di Hotel ternama di jakarta.

Siapa sebetulnya Mbah Surip ini? betulkah, Mbah Surip sebegitu naik daunnya sehinggannya mengalahkan pemberitaan yang semestinya diberitakan? atau sebetulnya, berita meninggalnya Mbah surip yang diblow-up secara besar-besaran oleh media dalam rangka ingin mengalihkan isu teroris? karena, kepolisian atau Badan Inteligen Negara (BIN), tidak berhasil mengungkap atau memunculkan wujud secara nyata gembong teroris Nurdin M Top? yang kerap disebut-sebut manakala pengeboman terjadi di Indonesia.

Aku yang terlalu memandang sederhana Nurdin M Top atau memang dia dan rekan-rekannya memang sudah sangat hebat, sehingganya geraknya begitu sulit untuk dilacak oleh kepolisian Indonesia yang juga dibantu oleh kepolisian luar negeri. kok rasanya, aku tidak begitu mempercayai, bahwa dengan segala kesederhanaan yang dia miliki, mampu menembus pertahanan JW Marriot dan Ritz Carlton serta melululantakan hotel international itu.

Saking hebatnya lagi, dengan pengeboman yang notabene dilakukan oleh Nurdin M Top dan jaringannya itu, membuat agama Islam menjadi terpojok. Dalam hal ini, aq secara sah dan resmi sebagai seorang muslim, bahkan diri ini juga bergabung dalam sebuah jamaah. Tapi kenapa, pengeboman yang dikaitkan oleh pelaku muslim militan itu, sangat bisa membuat sebagian orang muslim menjadi tidak bangga dengan identitas dirinya. Islam identik dengan kekerasan, pertumbahan darah dimana-mana dan tidak senang dengan kemodernan.

Hebat ya, dalang dibalik semua peristiwa ini. Setelah merasa puas merusak memori umat muslim, mereka pergi begitu saja dan berbuat lagi kerusakan ditempat lain lalu membuat isu lain dan begitu seterusnya. Tapi ya uniknya, publik sepertinya juga ikut hanyut dengan permainan isu yang dibuat oleh orang-orang itulah. Aku yakin, dalang dan pelakunya cuma satu, dan dia adalah musuh sebagian besar orang, tapi dia selalu pandai mengatur ini semua, sehingganya dimata publik dia bagaikan pahlawan yang hadir untuk menyelamati dunia.

Yah, sudah jadi rahasia umum..

Monday, July 20, 2009

Menyikapi Teror Bom di Indonesia

Lampung sepi berita, pasca pengeboman hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jumat (17-07) lalu. Beberapa teman wartawan yang ku hubungi, merasa kerepotan mencari isu yang menarik untuk diangkat di publik nasional. Hampir semua pemberitaan tersedot ke Jakarta. (Yah, sudahlah. mau di kata apa. Dengan tidak adanya isu yang menarik, toh pribadi ini tidak perlu repot hunting ke lapangan mencari berita. Mengomentari facebook, mengikuti perkembangan dunia baik online dan cetak serta membaca beberapa artikel di milis favoritku, pun akhirnya jadi sebuah pilihan).

Di milis Jurnalis. Banyak sekali artikel yang menyayangkan pernyataan Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono, pasca peledakan bom bunuh diri di ke dua hotel tersebut. Dalam pernyataan persnya, SBY yang didampingi oleh Kapolri, memaparkan beberapa temuan-temuan intel kita terkait aktifitas teroris. Menurutnya, pengeboman yang terjadi pada Jumat lalu, tidak lain adalah perbuatan oknum yang sengaja ingin menduduki Komisi Pemilihan Umum (KPU), guna membatalkan hasil pilpres 8 Juli lalu.

SBY juga menunjukkan beberapa foto aktifitas teroris yang tengah melakukan penembakan dan foto SBY lah yang menjadi sasaran. Tampak dalam foto itu, teroris berhasil membidik pipi bagian kiri foto SBY. Polri konon katanya sudah menangkap pelaku.

Pada kesempatan yang sama, pasangan calon presiden lainnya, Prabowo Subianto menyayangkan pernyataan pers yang telah dikeluarkan SBY. Terlalu dini, pernyataan itu kalau harus dikaitkan dengan upaya penggagalan pelantikan beliau sebagai presiden mendatang.

Seperti yang sudah dikatakan oleh Prabowo dan Jusuf Kalla. Mereka toh, pada akhirnya sudah legowo dengan keputusan hasil pilpres. JK bahkan sudah memberi selamat pada SBY, satu dengan lainnya pun pada akhirnya saling memuji dengan kinerja yang sudah ditunjukkan pada masa pemerintahan sebelumnya.

Pilihan rakyat Indonesia tidak dapat diganggu gugat. Mutlak kemenangan itu ada pada pasangan nomor urut dua (SBY-Boediono). Secara akal sehat saja, mungkinkah kemenangan itu bisa digugat dengan pasangan lain? Bunuh diri namanya, kalau ada yang mencoba melakukan itu. Jutaan orang akan menghujat pelakunya. Tak terbayangkan oleh ku, kalau hal itu sampai benar-benar terjadi. Mau di bawa kemana muka yang sudah tidak punya harga diri ini?

Presidenku yang ku cintai. Pernah Anda mencoba memikir ulang sebelum Anda mengeluarkan statemen ini? Tahukah Anda, statemen Anda sudah membuat pikiran rakyat Indonesia menjadi kacau. Pemikiran kami jadi menduga-duga dan mulai membenarkan prasangkamu yang tidak pantas keluar dari seorang pemimpin sebuah negara.

Kenapa pada kesempatan itu, Anda tidak bersikap sedikit tenang. Setenang ketika Anda memaparkan visi-misi di depan panggung saat Anda berkampanye dulu. Karena ketenanganmu itulah, kami memutuskan diri untuk meminta amanah negeri ini engkau yang melanjutkan. Bukan pasangan lainnya. Tidakkah Anda bisa memberi pernyataan yang lebih menenangkan hati kami yang sedang ketakutan dan kacau. Teror bom yang terjadi di Indonesia bukan yang pertama kalinya. Tapi ini sudah terjadi untuk yang kesekian kali.

Negera luar sudah memberikan Travel Warning warga negaranya supaya tidak memilih Indonesia sebagai tempat tujuan wisata. Managemen Manchester United (MU), membatalkan pelaksanaan pertandingan sepakbola di Indonesia. Selain itu, secara otomatis juga, sejumlah investor akan memikir ulang mengembangkan atau menanamkan usahanya di Indonesia. Dampaknya, perusahaan akan mengurangkan jumlah karyawannya dan mengangguran secara besar-besaran akan terjadi lagi di negeri yang baru saja mencoba merangkak dari keterpurukannya.

Ini musibah besar buat kita. Dalam hal ini kita membutuhkan pemimpin yang menenangkan jiwa yang telah kacau bukan pemimpin yang justru memperkeruh keadaan dengan mengeluarkan statemen yang tidak karuan. Pada persoalan ini, pemerintah idealnya, memikirkan, bagaimana meyakinkan negara lain bahwa negara ini tetap bisa profesional. Investasinya akan aman dan tidak akan dibawa lari. Sementara di pihak lain, pemerintah menenangkan dan memberi dukungan kembali, bahwa kita masih tetap bertahan dengan adu domba oknum yang tidak bertanggung jawab, karena sudah mengacaukan iklim yang kondusif di bumi pertiwi ini.

Yah, sekali lagi, itu hanyalah harapan demi harapan. Semoga harapan ini tidak akan pernah usang. Kalau toh harapan damai nan sejahtera itu, memang layak kita miliki, dengan segenap keyakinan yang ada, Insya Allah, kalau Allah berkehendak harapan itu pasti akan tercapai.

Thursday, July 16, 2009

Wahai Ibu: Waspadailah Gejala Gizi Buruk

Rastiana, balita genap berusia 1 tahun, memiliki bobot badan tidak lebih dari 2,7 ons yang sempat di Rawat di Ruang Alamanda, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Muluk (RSUDAM) Lampung, Selasa kemarin telah berpulang ke Rahmatullah. Balita yang terserang gizi buruk itu sudah tidak sanggup memperjuangkan hidupnya.

Selamat jalan Rastiana. Mungkin inilah takdir terbaik yang Allah gariskan padamu. Orang tuamu, tidak sanggup membiayai perawatanmu, karena orang tuamu hanyalah seorang buruh tani yang penghasilannya hanya cukup memenuhi kebutuhan perut saja. hari ini kemungkinan, ayahmu bisa mendapatkan uang lebih untuk makan alakadarnya, tapi di hari lain, bisa jadi keluargamu berpuasa, karena tidak ada uang yang bisa memenuhi kebutuhan perut.

Tahukah kau sayang, sebelum ajal menjemputmu, dengan segala keterpaksaan, ayahmu mesti tega membiarkan dirimu sakit tanpa mendapat perawatan medis. Tiga bulan lamanya. Satu bulan sebelumnya, kau sempat mengalami panas tinggi, sehingga tubuhmu menjadi kaku, berjuta-juta syaraf terputus mengakibatkan fungsi otakmu tidak berjalan dengan sempurna, selayaknya balita lainnya.

Itu semua karena keterbatasan ekonomi orangtuamu dan ketidaktahuan bagaimana cara menjaga gizi demi tumbuh kembangmu, sayang. Sama sekali tidak bermaksud untuk membunuhmu. Asal kau tahu, sayang. Dengan segala keterbatasan perekonomian orangtuamu, mereka meminjam uang ke sana-ke mari. Bahkan memelas mengharap iba dari penduduk sekitar untuk mau membagikan sebagian rezki mereka kepada orangtuamu. Ini semua mereka lakukan, hanya ingin melihatmu sehat kembali.

Satu hal lagi yang perlu kau ketahui juga, Rastiana. Keberadaanmu di RSUAM Lampung ini, adalah buah kemuliaan tetanggamu. Ini biaya hasil kolektif tetanggamu. Kau bisa bayangkan, merawat dirimu yang tengah sakit kritis ini, bukanlah membutuhkan biaya sedikit. Ayahmu tidak cukup pandai mengurus persyaratan bagaimana cara mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Baik program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
**
Kasus gizi buruk yang berdampak pada kematian, bukanlah kasus yang baru di Lampung ini. Rastiana merupakan satu diantara balita lainnya yang tidak mendapatkan penanganan secara baik oleh medis. Semua itu disebabkan karena ketidakpahaman orangtua mereka terhadap gizi buruk yang mendera anak-anak.

Berdasarkan data dari Ruang Alamanda RSUAM Lampung, dalam satu semester ini, terhitung per Januari 2009, RSUAM sudah menangani 15 anak yang menderita gizi buruk, empat diantaranya diketahui meninggal dunia. Dokter spesialis anak di Lampung, dr. Murdoyo mengatakan, Rastiana merupakan satu diantara balita yang dikategorikan parah sakitnya. Harapan untuk hidup secara normal laiknya anak-anak lainnya, sangatlah tipis. Kalau pun memang berusia panjang, Rastiana tidak bisa hidup secara mandiri.

Saat ia di rawat, hal pertama yang dilakukan oleh dokter yang menanganinya adalah merangsang asupan makanan yang bisa dicerna dengan baik ke dalam perutnya. Bayangkan, selama 3 bulan, tidak ada satu butir asupan makanan yang bisa dicerna dengan baik oleh Rasti. Apa-apa yang masuk ke dalam perutnya, pasti ditolak dengan cara keluar cairan dari lubang anusnya. Sungguh malang sekali anak ini.

Penulis coba menjabarkan, sesungguhnya penyebab penderita terserang gizi buruk, menurut dr. Murdoyo, tidak melulu karena kekurangan gizi. Ada faktor penyebab lainnya, yang bisa menyebabkan anak tersebut terkena gizi buruk. Bisa dari absorsi tubuh yang terganggu, bisa juga karena ada penyakit pada tumbuh penderita sehingganya banyak energi yang terserap dalam penyakit tersebut.

Mungkin itulah pentingnya, mengapa setiap satu bulan sekali, ibu yang memiliki balita dianjurkan memeriksakan anaknya ke posyandu secara rutin. Semua itu dalam rangka, mengecek kesehatan tubuh anak kita. Jika anak pada usia 1 tahun, namun berat badan tidak lebih dari 6 kilogram atau tidak ada peningkatan berat badan pada tubuh anak pada bulan berikutnya, maka patut orangtua mencurigai dan mencari penyebab masalah tersebut. Balita ini, sudah masuk kategori gizi tidak baik.

Masalah ini, banyak para ibu menganggapnya sepele. Padahal, tidak jarang dari gejala awal seperti ini justru berakibat fatal. Contohnya saja Rastiana. Padahal, kalau kita mau berfikir secara logika saja. Rastiana, hidup dilingkungan perdesaan. Tepatnya di Rawajitu. Daerah perdesaan, bukankah semestinya cukup protein dan vitamin yang kapan dan dimana saja bisa didapatkan. Dan Posyandu pun, menurut pengetahuan penulis, menyebar sampai pelosok desa. Dalam hal ini, Posyandu punya peran memberi pengetahuan seperti apa sesungguhnya gizi yang harus dipenuhi untuk balita.

Kalaulah dipadukan antara kecukupan makanan sarat gizi diperdesaan dan peran Posyandu, mungkin pasien yang kebanyakan di rawat karena gizi buruk, bukanlah pasien yang berasal dari perdesaan. Tapi ntahlah. Mungkin hipotesa sementara ini tidak cukup kuat untuk dibenarkan. Toh pada kenyataannya, justru pasien terbanyak yang terserang gizi buruk adalah pasien yang menetap di perdesaan.

Akhirnya penulis menyadari. Ternyata, untuk membebaskan balita Indonesia dari kasus gizi buruk, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tidak hanya bisa selesai dalam bentuk tulisan saja. tapi butuh action nyata untuk terbebas dari itu semua. Butuh kerjasama yang solid dari berbagai instansi terkait, supaya ke depan, masyarakat Indonesia, wabil khusus Lampung, tidak lagi awam dan cepat bertindak manakala anak-anaknya mulai mendapati gejala seperti ini.
Wallahualam.

Pemerintahku: Bahaslah Agenda Besar itu

Pilkada, pileg dan pilpres semuanya telah dilalu bersama. Masing-masing agenda punya catatan tersendiri di hati rakyat Lampung pada khususnya. Agenda pemilihan gubernur, diujung yang sangat menentukan bagi gubernur terpilih, sempat terjadi ketegangan. Yakni, dalam hal ini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung, Edwin Hanibal dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung, Indra Karyadi, dengan menggunakan kekuatan lembaga, berusaha membatalkan pelantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih Sjahroedin ZP dan Joko Umar Said.

Upaya itu telah menuai aksi protes baik di tubuh elemen yang mengaku perwakilan masyarakat Lampung. Seminggu menjelang pelantikan gubernur terpilih, gedung KPU maupun gedung DPRD Lampung, terus didatangi elemen masyarakat Lampung. Mereka marah dan geram dengan tindakan oknum pejabat publik yang sudah berani bermain api, namun terkesan tidak cantik dan terlalu gegabah memutuskannya.

Toh, pada akhirnya, Selasa, 2 Juni 2009, Sjahroedin dan Joko Umar Said tetap dilantik oleh presiden yang dimandatkan Mendagri Mardianto. Sampai di situ, Sjahroedin betul-betul dalam posis yang tidak bisa digoyahkan. Secara de fakto dan de jure, Sjahroedin resmi menjadi Gubernur Lampung, terhitung 2 Juni 2009.

Namun di tengah perjalannya, bisa dikatakan satu setengah bulan masa kepemimpinannya, sepertinya, eksekutif dan legislatif masih dilenakan dengan konflik yang semestinya dianggap selesai itu. Pasalnya, gubernur terpilih sudah dilantik. Dan, suka tidak suka, mau tidak mau, semua pihak harus menerima dengan legawa pilihan rakyat dan sudah ditetapkan bahkan dilantik untuk melanjutkan kepemimpinan bumi ruwa jurai ini.

Rupanya konflik internal itu tidak cukup sampai di sini. Ada seri kelanjutannya dan ironisnya, publik tidak mengetahuinya. Ntah memang betul-betul tidak tahu atau menutup mata tidak ingin mengetahuinya.

Hingga tulisan ini sampai pada publik, ada pekerjaan yang belum selesai digarap oleh eksekutif. Pekerjaan ini semestinya sudah disampaikan oleh legislatif guna dilakukan pembahasan secara bersama. Yah, saudara gubernur belum menyerahkan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (R-KUA) tahun 2010 yang disusun oleh kepala daerah dan dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintahan Daerah (TAPD), yang dipimpin oleh sekretari daerah (sekda).

Berdasarkan UU no. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, Peraturan Pemerintah no. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, peraturan mentri dalam negeri (mendagri) no.13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dan permendagri no.59 tahun 2007 tentang perubahan atas permendagri no. 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, rancangan KUA diserahkan oleh kepala daerah, paling lambat pertengahan Bulan Juni, guna dibahas bersama oleh DPRD dan pemerintah daerah.

Fakta lainnya, realisasi Anggaran Pemerintah Belanja Daerah (APBD) tahun 2008 yang sudah di audit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), belum juga ada pembahasan ditingkat legislatif. Dalam hal ini komisi A, sudah menyurati pimpinan dewan yang kompeten memberi teguran pada eksekutif. Namun disayangkan, surat itu belum mendapat respons yang positif.

Artinya, ada dua agenda besar yang belum sempat terbahaskan oleh dewan dan pemerintah daerah. Pertama, evaluasi realisasi APBD 2008 dan R-KUA tahun 2010. Waktu akan terus berjalan dan pemerintahan yang baru juga akan melanjutkan program yang sebelumnya sempat tersendat karena pilkada.

Ntahlah alasan apa yang membuat pimpinan dewan ’mandul’ dengan kinerja-kinerja kedewanannya dan tidak punya taring memberi peringatan sang gubernur yang lalai dengan pekerjaan-pekerjaan rumahnya. padahal, dalam hal ini, DPRD punya hak penuh memperingati gubernur. Mungkinkah, karena fasilitas ketua dewan seperti ajudan dan staf yang ditarik dengan tidak bersahabat oleh gubernur terpilih? Atau adakah alasan lain yang sangat urgent sehingganya, agenda-agenda yang menyangkut hajat masyarakat Lampung ini, terbengkalai dan ntah berantah. Jikalah benar, memang ketua dewan sedang berhalangan, bukankah masih ada tiga orang wakil ketua untuk mengambil alih eksekusi, menyurati gubernur untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya saat ini.

Sampai kapan legislatif akan mendiamkan (bergeming) atas kelalaian eksekutif? Sementara, kita ketahui bersama sekitar 1 September mendatang, akan ada pergantian penghuni anggota dewan yang pada pemilihan legislatif April lalu, dengan segala usaha serta takdirnya, mereka terpilih oleh rakyat untuk menggantikan posisi anggota dewan yang tidak lagi mengemban amanah tersebut.

Baiklah. Tulisan ini muncul kepermukaan, bukan dalam rangka mencari kambing hitam siapa yang salah dan benar. Kita cukupkan semua sampai hari ini saja, penghalang utama pembahasan agenda penting itu. Dikesampingkan dulu apa yang menjadi ego pribadi kita masing-masing. Bukankah, niatan awal kita berada di gedung rakyat ini, dalam rangka memperjuangkan hak-hak rakyat. Bukan mau menunjukkan kehebatan kita.

Masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya. Pemerintah yang baru sudah ditetapkan dan sudah waktunya fokus dengan program-program yang pro rakyat. Lembaran lama nan buruk itu, sudah saatnya kita tutup dan buang jauh-jauh dari hadapan kita. Jutaan penduduk Lampung menanti janji-janji yang sudah kita lontarkan. Masyarakat Lampung juga merindukan pemimpin yang saling bahu membahu dalam membangun daerah ini.

Saudaraku, kita manusia terhormat dan orang memandang kita kapabel untuk mengemban amanah rakyat. Mari kita selesaikan persoalan ini dengan kepala dingin dan bijak. Selayaknya manusia dewasa.

Wednesday, July 8, 2009

Presidenku Harapan Bangsa

Hari ini Rabu (8-07), adalah hari yang sangat mendebarkan buat ketiga pasangan calon presiden. Mendebarkan, karena menang dan kalah adalah satu keniscayaan dalam sebuah pertarungan. Yang menang akan merasa lega karena tidak sia-sia biaya yang sudah dikeluarkan banyak, sementara yang kalah, tentu akan kecewa karena sekian milyar mungkin triliunan rupiah sudah dikeluarkan untuk mengambil simpati rakyat Indonesia.

Sampai saya menulis tetang tema pilpres 2009, beberapa TPS di Kota Bandar Lampung sudah ada yang melakukan perhitungan suara. Bahkan kabarnya, Rakata Institute juga tengah melakukan perhitungan cepat di Hotel Nusantara, Bandar Lampung.

Hasilnya seperti yang sudah saya duga sebelumnya, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono, unggul disetiap TPS yang saya pantau. Disusul pasangan JK-Wiranto dan Megawati-Brabowo. Perbandingannya cukup menyolok antara pasangan nomor urut 2 dengan pasangan lainnya.

Seperti yang sudah saya duga juga, pasangan SBY merupakan pasangan kuat di negeri ini. Pamor diri selama ia menjabat presiden di negeri ini, sangat kuat. Rakyat Indonesia masih berharap SBY kembali melanjutkan kepemimpinannya. Selain, pamor diri, kemenangan SBY juga didukung dengan pembiyayaan yang besar dari berbagai pihak. Saya sendiri belum tahu, dari mana biaya kampanye SBY yang terkesan mewah, elegant dan terorganisir itu.

Selama saya, mengikuti prose kampanye SBY, bibir saya selalu berdecak kagum. Rapih sekali. Beda halnya dengan pasangan lainnya, Sebut saja Juuf Kalla. Saat ia berkampanye di Lampung, lebih spesifik lagi di Graha Wangsa, Teluk Betung. Meskipun sama-sama incumbent, Kampanye JK justru terkesan ala kadarnya. Semua yang mengelola settingan acara, murni orang lokal. Hanya saja, JK punya kekuatan 'lebih cepat lebih baik' dan JK selalu menceritakan prestasinya selama ia menjabat sebagai wakil presiden.

Tapi sayang, apa yang sudah diklaim oleh JK saat berkampanye dikhalayak banyak, mudah sekali dimentahkan oleh SBY sebagai presiden, dengan mengatakan, apa yang menjadi keberhasilan kita saat ini adalah berkat kerja keras dan kesungguhan dari pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, kita ini hanya meneruskan saja.

Lebih parah lagi kampanye Megawati. Mungkin, kalau saja, saya ini sebagai juri, maka Pasangan Megawati akan saya beri nilai merah. Pasalnya, baik dalam persiapan pelaksanaan kampanye sampai isi yang disampaikan yang mengklaim dirinya paling cantik diantara pasangan lainnya, sama sekali tidak berbobot. Justru jenderung menjelek-jelekan pasangan lain, dan mengklaim hanya dalam pemerintahannyalah, segala kebutuhan bahan pokok bisa diatasi dengan baik, meskipun masa kepemimpinannya hanya 2 tahun saja.

Melihat, karakter ketiga pasangan calon ini, sampai detik pemilihan saya, secara pribadi tidak tertarik untuk memilih satu diantara mereka. Pagi sekali, temanku bernama Anggi Aribowo SMS, "Gimana bu, istiharonya, siapa yang paling layak jadi pemimpin negeri ini?, tetep milihkan?" SMS itu, aq jawab begini "Waduh Nggi, yang muncul dalam solatku pasangan nomor 4, gimana ya? kalau ada yang nomor 4 mungkin tak contreng. he3x.."

Dua jam berikutnya, bapak angkatku tersayang menelpon, memastikan sudahkah diri ini menyalurkan hak suaranya. Lagi-lagi saya menjawab belum ada pilihan yang mengena di hati, mohon diizinkan untuk cuti memilih dulu. ee..ee..ternyata, babe ngancem, kalau sampai tidak memilih maka be, tidak akan memberikan lagi uang jajan (he3x..) kaya anak kecil aja be.

Kalau saja, be mengizinkan saya untuk tidak memilih, mungkin pada pemilihan ini, saya benar-benar tidak datang ke bilik suara untuk memilih. Tapi, gertakan lucu babe itu cukup mengganggu pemikiranku. Yang mulanya, ingin ngintil gubernur mengunjungi atau memantau beberapa TPS seperti di rumah sakit, Rutan dan panti tuna netra, seketika langsung berubah haluan. Ambil kontak motor dan ngloyor undur diri dari rombongan, cuma mau bela-belai nurutin permintaan babe. Nyontreng.

Yah, akhirnya aq nyontreng juga. Tiga-tiganya aq contreng. Ha3x..Biar dah, semua pasangan aq kasi kesempatan untuk unjuk kebolehan memimpin negeri ini dalam periode yang bersamaan.

Tidak ada kata yang paling menyenangkan selain mengucap selamat pada pasangan yang berhasil memenangkan kompetisi ini. Ingatlah pemimpinku, serjuta harap rakyatmu menghendaki negeri ini makmur dan sejahtera. Lima tahun, memang bukan bukan waktu yang cukup untuk membenahi kebobrokan negeri ini. Tapi lima tahun, adalah waktu yang cukup untuk memenuhi setiap janji yang sudah kalian lontarkan kepada kami.

Friday, June 26, 2009

Anak Solih Harapan Kita Semua

Halloo..ketemu lagi dengan topik yang berbeda. Kali ini aku mau cerita tentang perkembangan keponakanku yang benama Ahda Sabila.

Ahda Sabila itu, keponakan dari abangku yang bernama Khoirul Anwar yang menikah dengan Wiwik Sulianti sekitar 2 tahun lalu kalau tidak salah.

Bulan Mei kemarin, usia Ahda genap 1 tahun. Ahda termasuk anak yang lincah dan cepat pertumbuhannya dari sekian banyak keponakanku. Sebelum satu tahun, Ahda sudah bisa berjalan dan enam gigi depannya sudah tumbuh. Nah, tepat usia yang satu tahun, dia sudah mulai belajar berbicara. Tapi sayang, vocab yang pertama kali bisa dibicarakan dengan lancar adalah "Apa lo?"

Gaya bicara yang begitu, sambil dia tunjukkan ekspresi kepala yang mendangak dan mata dengan tatapan sinis. Ini menandakan bahwa dia sedang kesal. Nah, rasa kesal itu, biasanya tumpah manakala dia sedang berebut mainan dengan Abangya yang bernama Zul Asfi Arraihan. Kata 'Apa lo' ini dia dapat dari abang yang satu ini.

Kalau abangku bilang, satu kebanggaan mendengar Ahda bisa bicara dalam waktu yang relatif cepat. Tapi disayangkan, kosakata yang pertama kali keluar bukan kata-kata yang indah dan menyenangkan untuk didengar oleh teliga kedua orangtuanya serta paman dan amahnya.

Yah..namanya juga anak seusia Ahda. Pasti kata yang keluar adalah kata yang kerap ia dengar dari lingkungan sekitarnya. Amah sih, melihat gaya kamu yang begitu, sebenarnya ga seneng, tapi dengan ekspresi yang polos itu, maka Amah cuma bisa ketawa. Lucu abis. Ha3x...

Ga ada yang salah dari sikap Ahda maupun Asfi. Kalian begitu karena kalian hidup bersosial, karena kalian bukan mahluk individual. Pun demikian halnya dengan Wildan, Wildan seneng nonton senetron Inayah atau hafal dengan lagu-lagu orang dewasa juga, karena Wildan hidup dalam sebuah komunitas.

Tidak ada yang salah dengan diri kalian. Karena pada hakikatnya, anak itu, diibaratkan kertas kosong. Sistem ingin menggoreskan apa saja, memori kalian mudah sekali menyerapnya dan memori itu, terus akan melekat pada diri kalian dan pada akhirnya membentuk pribadi/karakter kalian. Saat ini kalian belum bisa menyerap dan menyaring sistem dengan baik.

Disinilah, tugas orang tua kalia sayang. Meluruskan, membenarkan dan menerangkan dengan bahasa yang mudah kalian mengerti. Tapi proses meluruskan itu, bukan pula dengan cara yang keras. Karena rosul tidak pernah mendidik cucunya Husein dengan kekerasan. Beberapa kali, Husein sering naik di atas pundak rosul manakala beliau sedang solat. Tapi rosul tidak pernah marah.

Nah, abang dan ayu ku. Didik dan besarkan semua keponakanku dengan baik. Dengan cara yang dibenarkan. Jangan perlakukan mereka dengan keras tapi tidak pula terlalu lembek, sehingga mereka bisa berlaku kurang ajar dengan kalian nantinya. Ke depan, mereka punya karakter yang seperti apa, itulah hasil didikan kalian. Maka azamkan dari sekarang, didik mereka dengan baik.

Aku ingin semua, generasi kita adalah generasi yang solih/hah. Generasi yang punya nilai manfaat di masanya nanti. Generasi yang bisa membawa gemilangnya Dinullah di muka bumi ini. Bukan generasi yang menghambat visi yang sudah kita bangun sejak beberapa tahun lamanya. Didiklah anak-anak kita, jadi anak yang solih. Karena mereka adalah harta yang tak tertandingi dengan apapun.

Tuesday, June 23, 2009

Menikah dengan Cara yang Indah

Sebenernya aq tu malu pengen menceritakan masalah ini. Apalagi sampai ketahuan banyak orang. Masalah ini adalah masalah yang dirundung oleh sebagian anak gadis yang sudah mencukupi umurnya.

Pasti temen-temen sudah bisa tebak ya! Yah..itulah dia, masalah jodoh yang tak kunjung datang. Satu sayapku yang hilang dan belum juga aku ketemukan dimana rimbanya.

Banyak orang bilang dan mereka yang tidak tahu kepribadianku mengatakan, bahwa anak gadis yang usianya lebih dari 25 tahun, namun tak kunjung datang lelaki yang mau meminangnya, di bilang, katanya pemilih alias terlalu selektif. Bahkan ada juga yang bilang terlalu menutup diri. Sehingga sulit, bagi laki-laki mendekati diriku..

Padahal kenyataannya tidak begitu. Siapalah aku ini, berani-beraninya menyeleksi anak orang. secara fisik, ga cantik-cantik amat. Isi kepala, datar-datar aja. Apalagi masalah harta dan kedudukan, Wah.. Aku termasuk dalam barisan orang yang perekonomiannya cukup-cukup aja tidak berkelebihan. Apalagi masalah kedudukan, aku ini, cuma kuli tinta yang tidak punya hak dan wewenang untuk memberi sebuah kebijakan baik di kantor maupun dimana sajalah.

Jadi salah besar, kalau ada yang bilang, hingga sekarang aku belum nikah dikarenakan terlalu selektif.

Tahukah kalian, sesungguhnya di usia yang segini ini, paling rawan deh, kalau ada orang yang bertanya 'kapan nikah?' apalagi sampai ada yang mengaitkan, pergaulan ku yang mereka nilai cukup luas. "Masa sih, orang yang punya banyak temen belum juga ada yang mengena di hati?"...

Sebenarnya, ini statemen orang yang sangat aku benci. Apa korelasinya antara pergaulan luas dengan jodoh? Toh, ga sedikit juga orang yang aktivitasnya hanya dilingkungan sempit akhirnya mereka nikah dalam usia yang relatif mudah. Tapi ya tidak sedikit juga, orang luas pergaulannya nikahnya juga dalam usia muda. Semua menemui masa itu, karena memang sudah Allah gariskan si fulan, pada usia sekian menikah dengan ini dan dari keturunan yang begini.

Sekali lagi, itu adalah takdir Allah. Sama sekali tidak ada rekayasa. Pun demikian halnya yang terjadi pada diriku ini. Hingga detik ini, aku belum menemukan pasangan ideal ku, itu tidak lain, karena takdir.

Aku tidak mau main-main dengan takdir. Apalagi sampai memaksakan untuk datang takdir itu secepat dan sekehendak diri ini. Aku ingin menjalani takdir ini dengan skenario Allah. Biarlah Allah yang menentukan kapan waktu itu datang.

Dalam hal ini, aku sangat meyakini, sesungguhnya, Allah menghendaki aku menjadi manusia yang matang dalam berfikir dan bersikap. manusia yang bijak dalam menentukan dan mengambil keputusan hidupnya. Tergesa-gesa mengambil keputusan untuk menikah, hanya karena alasan sudah umur, atau karena permintaan berbagai pihak. Sama sekali bukan caraku mengambil keputusan itu.

Saudaraku, ingin aku tegaskan bahwa. Jangan pernah lagi kalian memaksa aku segera mengakhiri masa lajang ini. Menikah itu adalah hal terindah dibayangkan bagi semua orang. Tapi tidak jarang juga, orang yang berguguran dan akhirnya memutuskan berhenti hanya pada usia pernikahan tertentu lantaran tidak bisa menyeimbangkan diri.

Pandangan terhadap pernikahan hampir sama dengan pandangan banyak orang. Memikirkan yang indah-indah saja. Tapi pandangan terhadap pernikahan juga sama seperti orang yang sudah berpengalaman menjalankannya. memutuskan diri untuk mengikatkan dan menyatukan diri pada orang yang berbeda latar belakang itu, adalah satu upaya keras.

Ada pertentangan, ada konflik, ada suka, ada bahagia, ada tangis, ada derita bahkan ada dusta. Itulah hakikatnya kehidupan rumah tangga. Makanya, kenapa Rosul mengistilahkan, menikah itu adalah bagian dari menyempurnakan agama. karena menikah itu, adalah proses pembelajaran seumur hidup dalam memahami karakter pasangan kita. Siapa yang mampu bertahan, maka dialah pemenangnya.

Konsep ini yang aku pahami. Sehingga tidak mudah bagi diri ini 'asal nyomot' lelaki manapun untuk dijadikan pendamping hidupku, hanya karena demi status sosial. Apa aku salah dengan pikiranku ini?

***
Aku sangat meyakini, saat yang terindah itu cepat atau lambat pasti kan segera menghampiriku. Pangeran berkuda putih dengan segala kesempurnaannya dimataku, akan meminangku tanpa memerdulikan segala kekuranganku. Saat itu pasti datang dengan cara yang indah dan membuat semua orang tersenyum, ikut merasakan kebahagiaanku.

Sekaran ini, Allah menghendaki aku terus memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas diri. Karena Allah akan menyandingkan aku dengan orang yang berkualitas dari segala aspek. jadi biarkan aku menikmati kesendirianku hingga saatnya tiba ya. jangan desak aku melangkah terburu-buru. Terima kasih..

Sunday, June 21, 2009

Puisi Tentang Cinta

Sudah lama sih, cari makna tentang cinta. Ternyata cinta itu adalah sumber energi bagi orang yang dilenakan oleh cinta. Wahai manusia, bersyukurlah Anda yang pernah merasakan cinta sejati. Karena dengan cintalah, kita punya kekuatan untuk meraih cita-cita yang diinginkannya.

Dari sekian deretan cinta, hanya cinta kepada penguasa langit dan bumilah, yang bisa membalas cinta kita..Tidak ada istilah Dia meninggalkan kita, kitalah yang meninggalkannya..

so..slamat menikmati puisi ini..

Kenapa kita menutup mata
ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?

Ini karena hal terindah di dunia TIDAK
TERLIHAT...
Kita semua agak aneh... dan hidup
sendiri juga agak aneh...
Dan ketika kita menemukan seseorang
yang keunikannya SEJALAN dengan
kita..
Kita bergabung dengannya dan jatuh ke
dalam suatu keanehan serupa
yang dinamakan
CINTA..
Ada hal2 yang tidak ingin kita
lepaskan..
Orang2 yang tidak ingin kita
tinggalkan...
Tapi ingatlah...
melepaskan BUKAN akhir
dari dunia,
melainkan awal suatu kehidupan
baru..
Kebahagiaan ada untuk mereka yang
menangis,
mereka yang tersakiti,
mereka yang telah
mencari...
dan mereka yang telah
mencoba..
Karena MEREKALAH yang bisa
menghargai
betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.
CINTA yang AGUNG?
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan
MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
dan kamu MASIH menunggunya
dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum
sambil berkata: "Aku
turut berbahagia untukmu"
Apabila cinta tidak berhasil...
BEBASKAN dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan
sayapnya dan terbang ke alam
bebas LAGI..
Ingatlah...bahwa kamu mungkin
menemukan cinta dan
kehilangannya..
Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu TIDAK perlu mati
bersamanya...
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..
MELAINKAN mereka yang tetap
tegar ketika mereka
jatuh.
Entah bagaimana...dalam
perjalanan kehidupan,
kamu belajar tentang dirimu sendiri..
dan menyadari bahwa penyesalan
tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi
atas pilihan2 kehidupan
yang telah kau buat.
TEMAN SEJATI...Mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..'
Menunggu selamanya ketika
kamu berkata'Tunggu
sebentar'
Tetap tinggal ketika kamu
berkata: "Tinggalkan aku sendiri"
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata: "Bolehkah saya masuk?"
MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan..melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan.. melainkan bagaimana kamu MENGERTI..
BUKANlah apa yang kamu lihat..melainkan apa yang kamu RASAKAN..
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...
dibandingkan menangis tersedu2..
Air mata yang keluar dapat dihapus..
sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah
hilang..
Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang..
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah,
kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang..
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri..
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang.
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila
kita melepaskannya.
Apabila kamu benar2 mencintai seseorang, jangan lepaskan dia..
jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar2 mencintai MELAINKAN
BERJUANGLAH demi cintamu.
Itulah CINTA SEJATI.
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang
'yang tersedia'
Lebih baik menunggu orang yang kamucintai DARIPADA orang yang berada
disekelilingmu
Lebih baik menunggu orang yang tepat karena hidup ini terlalu singkat untuk
dibuang hanya dengan 'seseorang'
Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu
dan kadang kala,
teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta
yang tidak kamu sadari.
And now find Ur Love ..........

Tuesday, June 16, 2009

Siapapun Presidennya, Mesti Meneruskan Pembangunan!

Calon presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah berkampanye di Sang Bumi Ruwa Jurai. Kalau JK di Graha Gading pada hari Sabtu sore (13-06), sementara SBY pada hari Rabu (16-06) di GOR Saburai, Bandar Lampung.

Menurutku, kedua pasangan ini, cukup menarik perhatianku. Pertama, 5 tahun sebelumnya, mereka berdua bersepakat untuk se iya dan se kata dalam membangun negeri ini. Namun, pada akhirnya, kedua pasangan ini harus perang opini. Masing-masing, saling merebut perhatian rakyat Indonesia, bahwa masing-masing mereka, adalah orang yang layak untuk meneruskan kepemimpinannya.

Oke,coba penulis utarakan, bagaimana cara mereka perang opini itu.

Sewaktu JK berkampanye di Lampung, tapatnya di Graha Wangsa, JK mengatakan bahwa pasangannya merupakan pasangan nusantara dihadapan sejumlah tokoh masyarakat Lampung. Kenapa pasangan nusantara? karena menurut alibi mereka, pasangan ini terdiri dari berbagai suku. JK sendiri berasal Sulawesi Selatan sementara istrinya Nyonya Mufida Kalla bersuku Sumatera Barat. Kemudian Wakilnya Wiranto suku Jawa sementara istrinya berasal dari Gorontalo.

Menurutnya, ketika itu, negeri ini berhak dipimpin oleh siapapun dan dari manapun asalnya yang terpenting masih dikelola oleh anak bangsa sendiri. "Mungkin, pemimpin mendatang, akan ada yang dari Lampung," tutur JK saat berorasi politik dihadapan masyarakat Lampung.

Hari itu juga, JK mengatakan akan memajukan ekonomi kerakyatan. Tidak ingin, ada negara lain yang berhak mengintervensi negeri ini. Maju lebih cepat dan lebih baik. Itulah, tagline yang terus diteriakan oleh Tim Sukses JK-WIranto saat pasangan ini menjanjikan kehidupan lebih layak untuk bumi pertiwi ini.

Dalam kesempatan itu juga, JK menguraikan beberapa keberhasilan yang telah ia lakukan selama ia menjabat sebagai wakil presiden. Satu diantaranya, JK telah membebaskan Maluku Utara dari konflik agama. Sebagai perantara perdamaian masyarakat Aceh dan lain sebagainya.

***

Sementara SBY, saat berkampanye, juga menyebutkan beberapa keberhasilannya salah satu yang menjadi produk andalannya adalah PNPM (Perencanaan Nasional Pemberdayaan Masyarakat ) Mandiri dan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Selain itu, dengan lantang SBY mengatakan telah memlunaskan hutang negeri ini terhadap IMF serta terbebas dari CGI.

Tagline yang diusungnya "Lanjutkan!"

Dalam hal ini, sepertinya SBY merasa menjadi manusia yang selalu disalahkan. Sementara, jika ada keberhasilan dalam kepemimpinannya semua pihak mengaku ini andil saya dan saya. Sepertinya juga, SBY masih menggunakan strategi pemasaran lama. Ia merasa dirinya terzolimi.

Dan pada akhir orasinya ia mengatakan, keberhasilan yang dirasakan sekarang oleh bangsa ini, karena sejak kepemimpinan Soekarno hingga kepemimpinan sekarang, telah melakukan kerja keras yang berkesinambungan. Tidak satu pribadi pun berhak mengaku kerjanya sendiri.

Halus sekali sindirian itu dan cukup jelas siapa orang yang pantas mendapat sindiran itu. Mereka tidak sadar, bahwa sekarang ini mereka sedang menjadi penilaian sekitar 200-an juta penduduk negeri ini. Semakin sering mereka menghujat pasangan lain, maka semakin turun kredibilitas mereka diharapan jutaan mata penduduk Indonesia.

Mereka berhak mengklaim ini keberhasilannya. Ini karena kerja kerasnya dan itu karena kebijakannya. Silakan akui apa yang menjadi kehebatan kalian yang patut ditonjolkan pada masyarakat Indonesia. Tapi ingatlah, masih banyak persoalan krusial di negeri ini.

Ke depan, siapapun presidennya, lebih baik negeri ini ada yang memimpin daripada tidak sama sekali. Siapapun berhak meneruskan pembangunan yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya. Toh, kalian dibayar rakyat untuk meneruskan pembangunan bukan untuk bersantai-santai***

Tuesday, June 9, 2009

Dewan Pensiun: Pantaskah di Beri Penghargaan Emas 10 Gram?

Hei..hei...hei... aku datang lagi, guna melanjutkan menumpahkan pikiran yang terputus sejenak. Oya, teman, kemarin malam aku sempat dengar dialog di Metro TV soal penghargaan Anggota legislatif yang pensiun berupa cincin emas 23 karat, seberat 10 gram. Idih... kenapa sih, wakil rakyat itu suka memunculkan ide yang aneh-aneh aja ditengah kemiskinan dan krisis global yang melanda dunia, wabil khusus Indonesia.

Bayanglah, cincin emas sekarang 1 gram harganya berapa, terus kalikan dengan sekitar 500-an anggota dewan. Terus totalkan berapa jumlah uang rakyat yang harus di buang secara mubazir(duh, males ah menghitungnya, bikin kepalaku tambah sakit aja membayangkan jumlahnya), hanya untuk kasih mereka penghargaan, bahwa para anggota dewan itu, telah menyampaikan aspirasi dan perjuangkan rakyat secara sempurna.

Padahal, coba kita cek, berapa gaji pokok dan tunjangan yang mereka dapatkan dalam satu bulan? Sepadankah gaji dengan keringat dan pikiran yang sudah mereka keluarkan? Weleh..weleh.. dulu minta fasilitas laptop sekarang minta diberi penghargaan berupa cincin. Ntar tahun depan, apa lagi ide kampungan yang akan mereka munculkan?

Masa sih, tidak kepikiran di otak mereka, masih ada anak yang putus sekolah karena rakyat miskin tidak bisa membiayai anak sekolah dengan baik? Padahal, jika saja pemerintah mau menganggarkan 20 persen penuh pendidikan di Indonesia, maka yakinlah, bangsa ini pasti punya generasi yang terdidik, berwawasan luas. Dengan demikian, maka tidak ada istilah lagi di Indonesia ini, anak bangsa yang menjadi babu di rumahnya sendiri. Generasi kita akan punya wibawa dimata internasional. Dan tidak perlu, minta pendapat negara lain dalam menentukan kemajuan bangsanya.

Itu sih, budaya konsumtif pemerintah kita sudah terlalu mendarah daging. Bahkan, tahan sampai pinjam ke sana-ke mari, untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terlalu penting dan terlalu diada-adakan. Dan budaya ini juga, rupanya, sudah melekat di seluruh lapisan masyarakat.

Sekarang coba kita buktikan, bahwa negara kita ini sebagian besarnya rakyatnya adalah penganut sistem perekonomian konsumtif. Disadari atau tidak, sederhana saja contohnya, rumah orang yang hidupnya dibawah garis kemiskinan, sederhananya lagi orang tidak berada, mereka bisa tahan membeli televisi atau elektronik lainnya yang sifatnya kebutuhan primer. Tapi mereka akan susah mengeluarkan biaya untuk pendidikan. Kalau toh benar-benar tidak punya uang, mereka bisa tahan membeli dengan sistem cicilan yang bunganya bejibun besarnya. Makanya, di negara kita ini, menjamur, perusahaan yang menawarkan jasa leasing.

Kenapa sih, ga belajar jadi manusia prihatin dan menerima kenyataan? Coba kita lihat negara maju atau orang yang punya pemikiran maju, mereka jauh lebih senang punya kehidupan yang sederhana dan sehat. Jepang aja deh yang dijadikan contoh. Negara yang sebegitu majunya, rakyatnya, kalau mau pergi kemana-mana, pakai sepeda. Ga’ pake malu-malu mereka mengayunkan pedal sepeda dengan kakinya itu. Hidup mereka teratur dan punya daya saing.

Jujurku katakan, sesungguhnya aku tidak bangga menjadi anak bangsa ini. Aku merasa harga diriku sebagai rakyat dilecehkan dengan kebiasaan pengelola bangsa ini dan masyarakatnya yang menganut budaya konsumtif dan ikut-ikutan. Aku lebih bangga jadi anak bangsa yang hidupnya serba terbatas, tapi punya izzah dan punya taring yang garang. Sehingga orang lain tidak akan menginjak-injak harga diriku.

Harga diri ini mahal, melebihi setumpuk harga dan kekuasaan. Dan harga diri itu, Cuma diberikah oleh Allah pada hambaNya yang tidak menundukkan dirinya pada sebuah materi belaka. Ya Allah, aku berlindung dari pada kecintaan dunia dan takut mati. Hingga akhir hayatku dan berlindung dari pemerintahan yang zalim dan tiran.***

Thursday, June 4, 2009

Damailah Lampungku!

Hi..hi..hi..sudah lama aku tidak menyambangi blog kesayanganku, kangennya luar biasa. Banyak hal-hal yang terjadi di Lampung selama ini, sehingganya, membuat aku keteteran. Belum sempat menuangkan beberapa ide yang terendap dikepalaku. Idenya macem-macem, dari masalah pribadi sampai masalah terkini tentang perpolitikan di Lampung yang kian hari, kian memanas saja.

Tentunya, semua ide dan pemikiran itu, tidak mungkin aku tuangkan sekaligus dalam tulisan ini. Terlalu banyak dan bisa berakibat pada kebosanan pada pembaca setia blogku. he..he..he

Baiklah teman, sistematisnya, aku mau cerita soal perkembangan Lampung dulu, baru episode berikutnya, kala waktu mengizinkan kita bersua lagi, maka aku akan menceritakan hal lainnya yang lebih menarik untuk diikuti. Tentunya, saya akan menyajikan dengan bahasa yang lebih lugas, sederhana dan tidak monoton. Bukanlah tulisan yang demikian yang kalian nanti-nantikan dari seorang penulis blog yang bernama Eni Muslihah. (Weleh..weleh..)intronya kepanjangan.

Tanggal 2 juni kemarin, pasangan gubernur dan wakil gubernur Lampung terpilih Sjahroedin ZP dan Joko Umar Said, resmi dilantik sebagai kepala daerah oleh Mendagri Mardianto. Prosesi pengambilan sumpah dan pelantikan berjalan dengan lancar. Sedikitnya 1314 personel kepolisian dikerahkan untuk mengawal suksesnya pelantikan kemanten ini.

Banyak alasan yang mendasar mengapa pengambilan sumpah jabatan pasangan ini dikawal ketat oleh kepolisian. Pertama, pihak kepolisian dalam hal ini Poltabes Bandar Lampung tidak ingin mendengar laporan "kebobolan" selama masa pengamanannya. mobil water cannon, ambulans, helykopter bahkan mobil pemadam kebakaran sudah disiapkan sejak satu hari sebelum pelaksanaan pelantikan.

Selain itu, rumah kedua pasangan juga dijaga ketat oleh personel kepolisian. Detik-detik pelaksanaan pelantikan, kedua orang ternama di Lampung ini, diiring dari rumah hingga gedung dewan perwakilan rakyat. Pun demikian, pengamanan yang sama juga dilakukan untuk Mendagri Mardianto dari Bandar Udara Radin Intan-Natar. Sekali lagi, kepolisian tidak ingin proses ini tidak berjalan dengan lancar.

Alasan berikutnya, sekitar dua pekan sebelum masa pelantikan, pasangan ini sempat dibuat ketar-ketir oleh Komisi Pemilihan Umum (KPUD) dan Ketua DPRD Provinsi Lampung. Dua, lembaga ini secara bersamaan, yakni tanggal 19 Mei telah melayangkan surat usulan terkait pembatalan pelaksanaan gubernur terpilih periode 2009-2014 Sjahroedin ZP dan Joko Umar Said. Dengan alasan, pasangan ini telah melakukan pelanggaran pada masa kampanye. Yakni melakukan money politik yang dilakukan oleh salah satu tim suksesnya yang bernama Nurlaila.

Keluarnya putusan ini, membuat elemen masyarakat bergejolak. Hampir setiap hari kantor KPUD dan DPRD Lampung di demo masyarakat. Tuntutan mereka meminta ketua KPU Lampung Edwin Hanibal bersama 3 anggota KPU lainnya di copot dari jabatannya dan tidak menunda pelantikan gubernur terpilih. Konon kabarnya, elemen masyarakat yang menggelar demo ini adalah masa simpatisan murni bin loyal kepada UJ.

Sampai saya menuliskan peristiwa ini, pagi harinya, Kantor KPU Lampung lagi, di demo oleh masa UJ. Kali ini mereka benar-benar tidak main-main. Sekelas Sutan Sjahrir ikut juga datang ke sana. Dia masuk ke dalam ruangan, bertemu langsung dengan Edwin Hanibal sambil berteriak-teriak.

"Edwin, keluar kamu. Temui masa yang sedang berdemo di depan," kata dia sambil memekik..
"Kamu laki-laki kan?" tambahnya...
"Sudah lama saya mencari kamu, tapi kamu tidak pernah ada ditempat," lanjutnya lagi...
"Bukan karena Sjahroedin yang sudah kamu injak-injak, tapi ini persoalan Lampung,"
"Ayo sekarang kita berdebat, jangan seperti anak kecil" tuturnya...
"Saya ini tau, kalau kamu itu kerjaannya main perempuan saja bisanya," pungkas Sjahrir...

Pada adegan seru itu, para wartawan yang tengah berwawancara dengan Edwin, spontan langsung terdiam mengejar jawaban-jawaban Edwin yang sudah lama diburu oleh kuli tinta ini. Beberapa teman media elektronik, langsung merekam adegan seru itu. Sementara media cetak, sibuk menuliskan kata-kata yang keluar begitu lancarnya dari lelaki berbadan besar nan berambut putih itu.

Edwin tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya diam, mendengarkan dan menatap tidak sepandangan pada bapak tua yang kerap kali ia sebut 'abang' mana kala Sjahrir kian meninggi suaranya.

Pada peristiwa itu, satu mikrofon telah rusak karena diadu terus di meja yang tidak bisa bergerak itu. Wajah Edwin, tampak memerah. Jika saja, hari itu, ia coba melakukan perlawanan, yakinlah.. di ruang itu, pasti akan ada peristiwa berdarah-darah. menurut pandangan salah satu rekan wartawan, sebilah pisau lipat sudah dipersiapkan oleh tim UJ. Entahlah, akan dipergunakan untuk apa benda tajam itu.

Usai, adegan hardik-menghardik, bahkan sampai ada kata kotor yang keluar dari salah satu tim UJ. kata itu, benar-benar menurutku tidak pantas dikeluarkan dari orang yang bisa dikata terdidik. (untuk kata yang satu ini mendingan aku sensor deh. he3x..), Sjahrir beserta rombongan meninggalkan kantor KPU. Salah satu tim inteligen, sergap mengamankan Edwin, masuk dalam ruang humas lantas...setelah itu, Edwin sudah tidak nampak lagi.
***
Heh...Jantungku berdetak kencang. Dalam suasana panik itu, aku coba melaporkan peristiwa yang baru saja aku saksikan bersama sejumlah teman media. Gemetar. Keringat dingin dan takut. Itulah perasaan yang muncul pada diriku saat melaporkan kronologi kejadian pada Radio tempat aku mengabdi.

***
Aku sebagai masyarakat hanya bisa bilang, hentikan perseteruan ini. Jangan sampai ada darah yang menetes hanya karena ego yang bergejolak di hati kalian. Toh, sudah kita saksikan bersama pemerintah pusat sudah memutuskan dan melantik gubernur yang memang sudah menjadi pilihan rakyat. Pihak yang merasa tidak dimenangkan pun sudah menyatakan legawa menerima keputusan pusat. Lantas, pasal apalagi yang membuat kalian 'kubu gajah' berseteru?

Kita tidak inginkan, seperti Ambon, Maluku dan beberapa daerah lainnya yang berkonflik? akan banyak pihak yang dirugikan jika kalian tetap mengedepankan ego. Menang jadi api kalahpun jadi abu. Cukup adegan Kamis pagi ini, sebagai sebuah penutup dari sekian permasalahan yang terendap dalam diri kalian.***