ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Thursday, April 9, 2009

Satu PR yang Harus Kau Selesaikan!

Satu babak sudah terlewatkan. Tinggal menunggu perhitungan hasil perolehan suara sampai pada penetapan sejumlah partai politik yang ikut serta dalam pemilu 2009 ini. Namun begitu, bukan berarti pekerjaanku selesai sampai di sini. Rupanya, di depan sana, masih buanyak persoalan hidup yang harus aku hadapi dan meleraikan benang kusut kehidupan.

Di depan sana, masih ada kuliah yang belum juga aku rampungkan. Keluargaku, terus-terusan menanyakan kelanjutan pendidikan S-1 ku. Sampai-sampai, ibuku yang pekerjaannya cuma ngurusin dapur dan keperluan anak-anaknya di rumah, saja, pernah bertanya begini: "Mus, kapan kau ziarah lagi kekampusmu?" tanya bunda tercintaku.

Duk!..seperti ada sebuah benda yang menohok begitu keras di wajahku manakala bunda bertanya demikian. otomatis, aku tidak serta menjawab pertanyaan itu secepat kilat. Butuh jeda beberapa saat, baru aku jawab begini: "Tenang bun, kuliahku pasti selesai. Tidak ada ceritanya kampus biru itu mendepakku begitu saja," jawaban yang cukup menyejukkan orang tua, manakala orangtuanya gelisah melihat putri bungsunya tak kunjung kelar sekolahnya, tapi sudah kelayapan kemana-mana. Bahkan, tidak jarang putri bungsunya ini, pulang larut malam. Maklum, kader panggilan. he3x...

Hmmm..kenapa ya? aku kok tidak begitu antusias untuk merampungkan pendidikan S-1 ku ini. Yang ada dikepalaku sekarang adalah, meskipun aku belum selesai kuliah, tapi aku bukan sampah masyarakat alias pengangguran. Tenaga dan pikiranku masih sangat berguna. Sementara, tidak jarang aku melihat teman2 yang sudah bergelar sarjana bla..bla..bla, di perguruan ternama di Lampung bahkan ada juga yang di luar Sumatra, pada akhirnya, mereka harus di rumah saja. gelar mereka tidak berguna bahkan kalau pun bekerja, tidak sesuai dengan gelar yang mereka miliki.

Jadi teman, sekarang ini aku sedang mencari pembenaran atas apa yang akan aku putuskan. Satu pint yang aku dapatkan, bahwa sukses seseorang bukan tergantung pada pendidikan formal. Dalam hal ini, aku sudah menemukan duniaku yang sebenarnya. Tapi pada intinya, tidak satu orang pun disekitarku, menghendaki kuliahku tidak rampung. "Ijazah itu masih sangat mempengaruhi bagaimana masa depan kita, Eni," kata Babe Jajuli. (Yang bener be?)

Tapi bener deh, aku janji, tidak akan mengecewakan bundaku, satu-satunya orang tua yang aku miliki sekarang ini. Beliau cuma mau lihat anak perempuannya di foto pake toga, terus waktu nikah dibelakang namanya ada sebuah gelar Sarjana Ekonomi (SE). Apapun argumentasi yang aku kumpulkan untuk menangkis semua pertanyaan mereka, tetap aku tidak akan membenarkan keputusan "Berhenti" dari kuliah.

Tapi teman, entah energi dari mana yang bisa membuat aku mau menjenguk, memperhatikan kampus yang sabanhari aku lewati. Rasanya, bukan hal yang sulit bagiku untuk merampungkan laporan PKL yang tertinggal sekitar 2 tahun lalu. Semua dosen sudah memberi kemudahan padaku. Ntahlah, kenapa pula aku tidak tertarik sedikitpun dengan keringanan mereka. dan kemalasan itu muncul ketika aku masih PKL di harian Lampung Post, ditambah dengan teman2 yang satu angkatan dengan ku, satu persatu sudah tidak aku temukan di kampus itu.

Hayoo...Siapa yang bisa menghantarkan aku ke gerbang meraih gelar S-1 Sarjana Ekonomi?