ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Thursday, January 15, 2009

Saatnya Boikot Produk Amerika

Sudah 20 hari Israel mencokolkan kakinya di negeri Palestina untuk membombardir Hamas dan masyarakat sipil Palestina. Berdasarkan pemberitaan yang beredar baik cetak maupun elektronik, sudah 1000 orang dinyatakan tewas, sementara tentara Israel cuma kisaran belasan atau puluhan yang tewas. Sungguh perbandingan yang tidak berimbang.

Bagaimana mau berimbang, Israel dibekalkan senjata lengkap sementara Hamas dan masyarakat Palestina hanya berbekal senjata ala kadarnya. Itupun, mungkin dapat nemu dari tentara Israel yang berhasil mereka bunuh. Ketidakberimbangan itupun kian terlihat, manakala Dewan Keamanan PBB tak kunjung memberi sanksi tegas terhadap Israel. Dunia sudah sangat marah dengan kebiadaban mereka tapi PBB tetap bersikap cuek bebek dengan dalih, bukan masyarakat sipil sasaran Israel melainkan Hamas.

Beberapa negara sudah mengusir kedutaan Israel, sebut saja Venezuela, Yordania dan beberapa negara lainnya. Bahkan Indonesia, Majelis Ulama (MU)nya sudah mengeluarkan fatwa pemboikatan terhadap produk-produk Amerika. Kenapa dengan Amerika, karena Amerikalah yang memberi restu pada Israel untuk terus melakukan genjatan senjata di Palestina.

Kalau mau dihitung-hitung, alangkah banyaknya produk-produk Amerika yang beredar di Indonesia. Dari perangkat lunak sampai perangkat keras, sebagian besar produk yang kita konsumsi adalah produk Amerika. Sejauh ini kita tidak sebegitu mengetahui jenis apa sajakah yang patut diboikot.

Ada bagusnya juga kalau fatwa MUI ini kita indahkan. Dengan kita tidak mengonsumsi atau mengurangi konsumsi produk Amerika, maka kita sudah ikut menyukseskan krisis perekonomian Amerika. Dengan begitu, Amerika tambah bangrut dan tidak ada dana lagi untuk menyumplay senjata ke Israel. Wah.. itu udah bagian daripada jihad membela saudara kita yang ada di Palestina.

Langkah pemboikatan produk-produk Amerika di Indonesia bisa dikatakan tidak mudah mengingat sejarah Indonesia yang pernah atau bahkan sedang menjadi negara bonekanya Amerika. Kenapa? Indonesia dulu pernah menerima suntikan dana segar lantaran krisis moneter yang melanda Indonesia di era lengsernya Mantan Presiden Republik Indonesia H. Muhammad Soeharto.

Bahasa halusnya, memang mendapat dana bantuan segar. Tapi hakikatnya, itu adalah pinjaman berbunga yang mencekik leher rakyat Indonesia. Gimana tidak menyekik leher, wong anakku yang belum tahu kapan lahirnya (belum jelas bapaknya siapa dan dimana keberadaannya-pen)saja sudah terhitung anak bangsa yang ikut menanggung beban hutang nenek moyangnya. Padahal, seujung kuku saja tidak menikmati, Eh..giliran terlahir ke dunia sudah dapat tagihan hutang yang belum terlunaskan. Gila banget kan?

Kembali pada perkara pemboikatan produk Amerika. Secara pribadi penulis sangat sependapat dengan fatwa MUI. Berdasarkan pemahaman yang penulis terima, sesungguhnya satu rupiah yang kita belanjakan untuk membeli produk-produk Amerika, itu sama saja kita membeli satu peluru untuk menghancurkan saudara kita yang ada di Pelestina.

Pemahaman ini harus terus disosialisasikan pada masyarakat Indonesia untuk membangun kesadaran pentingnya memboikot produk Amerika. Amerika bukanlah segala-galanya bagi Indonesia, menjalin hubungan dengan mereka bukanlah satu solusi menyelesaikan masalah. Justru kita makin terjebak dalam krisis yang berkepanjangan.

Selain membangun kesadaran betapa tidak ada untungnya menjalin kerjasama dengan Amerika, kita juga harus menumbuhkan semangat kecintaan terhadap produk dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia berjaya dan tidak lagi menjadi babu dinegerinya sendiri, tidak lagi miskin di tengah kekayaan alam yang melimpah dan Indonesia akan jauh lebih bermartabat di mata dunia. Itulah hakikatnya nasionalisme sejati.