ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Tuesday, June 16, 2009

Siapapun Presidennya, Mesti Meneruskan Pembangunan!

Calon presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah berkampanye di Sang Bumi Ruwa Jurai. Kalau JK di Graha Gading pada hari Sabtu sore (13-06), sementara SBY pada hari Rabu (16-06) di GOR Saburai, Bandar Lampung.

Menurutku, kedua pasangan ini, cukup menarik perhatianku. Pertama, 5 tahun sebelumnya, mereka berdua bersepakat untuk se iya dan se kata dalam membangun negeri ini. Namun, pada akhirnya, kedua pasangan ini harus perang opini. Masing-masing, saling merebut perhatian rakyat Indonesia, bahwa masing-masing mereka, adalah orang yang layak untuk meneruskan kepemimpinannya.

Oke,coba penulis utarakan, bagaimana cara mereka perang opini itu.

Sewaktu JK berkampanye di Lampung, tapatnya di Graha Wangsa, JK mengatakan bahwa pasangannya merupakan pasangan nusantara dihadapan sejumlah tokoh masyarakat Lampung. Kenapa pasangan nusantara? karena menurut alibi mereka, pasangan ini terdiri dari berbagai suku. JK sendiri berasal Sulawesi Selatan sementara istrinya Nyonya Mufida Kalla bersuku Sumatera Barat. Kemudian Wakilnya Wiranto suku Jawa sementara istrinya berasal dari Gorontalo.

Menurutnya, ketika itu, negeri ini berhak dipimpin oleh siapapun dan dari manapun asalnya yang terpenting masih dikelola oleh anak bangsa sendiri. "Mungkin, pemimpin mendatang, akan ada yang dari Lampung," tutur JK saat berorasi politik dihadapan masyarakat Lampung.

Hari itu juga, JK mengatakan akan memajukan ekonomi kerakyatan. Tidak ingin, ada negara lain yang berhak mengintervensi negeri ini. Maju lebih cepat dan lebih baik. Itulah, tagline yang terus diteriakan oleh Tim Sukses JK-WIranto saat pasangan ini menjanjikan kehidupan lebih layak untuk bumi pertiwi ini.

Dalam kesempatan itu juga, JK menguraikan beberapa keberhasilan yang telah ia lakukan selama ia menjabat sebagai wakil presiden. Satu diantaranya, JK telah membebaskan Maluku Utara dari konflik agama. Sebagai perantara perdamaian masyarakat Aceh dan lain sebagainya.

***

Sementara SBY, saat berkampanye, juga menyebutkan beberapa keberhasilannya salah satu yang menjadi produk andalannya adalah PNPM (Perencanaan Nasional Pemberdayaan Masyarakat ) Mandiri dan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Selain itu, dengan lantang SBY mengatakan telah memlunaskan hutang negeri ini terhadap IMF serta terbebas dari CGI.

Tagline yang diusungnya "Lanjutkan!"

Dalam hal ini, sepertinya SBY merasa menjadi manusia yang selalu disalahkan. Sementara, jika ada keberhasilan dalam kepemimpinannya semua pihak mengaku ini andil saya dan saya. Sepertinya juga, SBY masih menggunakan strategi pemasaran lama. Ia merasa dirinya terzolimi.

Dan pada akhir orasinya ia mengatakan, keberhasilan yang dirasakan sekarang oleh bangsa ini, karena sejak kepemimpinan Soekarno hingga kepemimpinan sekarang, telah melakukan kerja keras yang berkesinambungan. Tidak satu pribadi pun berhak mengaku kerjanya sendiri.

Halus sekali sindirian itu dan cukup jelas siapa orang yang pantas mendapat sindiran itu. Mereka tidak sadar, bahwa sekarang ini mereka sedang menjadi penilaian sekitar 200-an juta penduduk negeri ini. Semakin sering mereka menghujat pasangan lain, maka semakin turun kredibilitas mereka diharapan jutaan mata penduduk Indonesia.

Mereka berhak mengklaim ini keberhasilannya. Ini karena kerja kerasnya dan itu karena kebijakannya. Silakan akui apa yang menjadi kehebatan kalian yang patut ditonjolkan pada masyarakat Indonesia. Tapi ingatlah, masih banyak persoalan krusial di negeri ini.

Ke depan, siapapun presidennya, lebih baik negeri ini ada yang memimpin daripada tidak sama sekali. Siapapun berhak meneruskan pembangunan yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya. Toh, kalian dibayar rakyat untuk meneruskan pembangunan bukan untuk bersantai-santai***