ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Sunday, January 18, 2009

Ketika Cinta mulai Merasuki Jiwa

“Indahnya dunia dapat dilihat mata, indahnya hati tak semua orang merasakan, indahnya cinta tak semanis naanua, tapi indahnya persahabatan tak ternilai harganya”

”Persahabatan itu seperti rumput ilalang terjalin erat tak kan pernah binasa. Kasih itu seperti angin selalu memberi tak pernah meminta. Cinta itu seperti bambu kokoh, teduh yang selalu bertunas dan memberi kesejukan di hati”

”Kenali aku lewat hatimu, cintailah aku dengan jiwamu, sayangi aku dengan perasaan dan berikan aku cahaya kasih sayangmu seperti matahari dan bulan yang selalu setia menerangi dunia”

Tahukah kalian, ini adalah pesan dari seseorang yang sama sekali tidak saya ketahui asal usulnya. Sebut saja namanya Paino (bukan nama aslinya-pen). Agaknya ini orang pengagum berat saya deh. He3x.. Ge-eR. Gimana ga’ Ge-eR, wong sering banget kirim pesan yang membuat hati ini berbunga-bunga dan melambung jauh ke angkasa. Perempuan mana yang tidak senang dirayu dan disanjung? Saya ini perempuan normal, yang punya kecenderungan suka dengan laki-laki. Lagian, sudah dari sono-nya kalau perempuan itu senangnya dibuat hatinya melambung-lambung...

Pesen yang gitu-gituan tuh, sebenarnya bukan dari Cuma satu doi ini aja. Bisa dibilang banyak-lah (wih..sombong, sok kecakepan. Ha3x...). terserah dah, kalian mau bilang apa, tapi yang jelas ini ga’ dibuat-buat. Bener-bener terjadi pada diriku. Cie..cie... tapi teman, Cuma dari doi satu inilah yang membuat pikiran saya untuk menggerakkan jari jemari ini menari di atas keyboard laptop kesayanganku ini. Laptop yang selalu setia menemaniku menuangkan ide-ide yang terkadang lucu, aneh dan kadang-kadang agak brillian dikit. Dari laptop ini juga, rezekiku terus mengalir memenuhi kebutuhan hidupku bahkan dari laptop ini juga Insya Allah akan menghantarkan saya menuju kehidupan yang lebih layak. Amin...

Oh ya. Kita kembali ke pesan singkat yang mau dijadikan bahan pembicaraan pada saat ini. Jadi teman, menurut analisa saya, kalau lelaki sudah menyempatkan waktunya untuk ber-sms-an ria dengan perempuan seperti pesan yang saya tulis di atas, artinya sedikit banyak lelaki itu menaruh hati dengan si perempuan tersebut. Apalagi intensitasnya bisa dibilang sering. Wah, agaknya analisa ini bisa dipastikan kebenarannya mencapai 79 persen-lah.

Wajar dong, kalau perempuan agak klepek-klepek dapet sms ginian. Perhatian dan tidak putus asa. Karena Ge-eR tadi, makanya pesan dari doi yang tak jelas asal muasalnya itu saya balas. ”Thx ya atas pesan romantisnya. Emang kamu tau saya dari mana?” gitu kurang lebih balasan yang ku layangkan pada si doi yang ngaku namanya anggep aja Paino. Saya tidak akan memberi tahu nama asli si doi pada kalian, khawatir nanti dibilang gosip lagi.

Terus ga’ lama si doi bales, katanya dia kenal saya dari internet dan katanya dia seneng baca tulisan saya. Ow..tambah jadi aja deh hatiku tak karuan. Dan hari-hari berikutnya pesan-pesan sarat makna itu terus masuk ke ponselku. Tapi sayang, lama kelamaan aku kok makin males membalasnya. Bisa dibilang dari sekian pesan yang dia lancarkan padaku, hanya beberapa saja yang ku balas dan semakin se sini, balasannya semakin datar aja. Alasannya sederhana, ga’ jelas orangnya dan menurutku, buang-buang waktu aja.

Tapi aku salut deh dengan si doi satu ini. Udah di tolak baik terang-terangan maupun tidak, tetep aja ga’ kenal putus asa. Hebat lo! Kalau di dunia pemasaran bilang, ini namanya upaya menancapkan atau menanamkan pesan pada konsumen sampai akhirnya masuk ke bawah alam sadarnya, sehingganya produk tersebut terekam dan tak terlupakan.

Saking tidak mengenal kata putus asa, akhirnya ini doi mengeluarkan kata-kata yang menurutnya, mungkin dengan kata itu si penerima pesan akan luluh hatinya. Mau tahu? Doi bilang mau mati dan doi minta maaf atas sikap dan kata yang tidak berkenan. Nah, di sini naluriku sebagai perempuan muncul lagi dan aku pun balas pesan itu. ”Ya udah sana, hati-hati dijalan ya, salam buat malaikat pencabut nyawa, tolong bilangin jangan dulu cabut nyawaku sebelum saya punya karya besar.Thx”
**
Inti dari cerita di atas adalah cinta tak terbalas. Begimana mau di bales, belum juga kenal ujug-ujug sms penuh rayuan. Ih..emang gue cewe apaan? Kenapa tak terbalas? Karena pada hakekatnya si doi tidak begitu paham makna cinta yang sesungguhnya. Cinta itu bukan sekedar kata. Butuh bukti untuk mewujudkan kata cinta itu. Satu diantarnya, kalau kata raja dangdut Indonesia Roma Irama ”Pengorbanan”.

Menurut saya, cinta itu tidak dapat diterjemahkan dalam arti kebendaan. Tapi cinta itu bisa dirasakan. Datangnya tidak di sangka dan mengeluarkannya pun alias untuk melupakannya juga tidak bisa di paksa-paksa. Magnetnya begitu kuat, chemestry-nya sudah merata dalam jiwa. Bicara soal cinta berarti bicara soal rasa. Rasa memang tidak bisa dibohongi. Kalau posisinya sudah sampai pada bawah alam sadar kita, apa aja tentang doi tak kan terlupakan. Iya ga’ sih? Hik3x...

Kata Anis Matta dalam buku Serial Cinta-nya mengatakan, cinta itu adalah seni bagaimana memberi, memperhatikan, menumbuhkan dan merawatnya dengan bijak pada orang yang dicintainya. Memberi tanpa pernah mengharap pamrih, memperhatikan dengan sepenuh hati, menumbuhkan terus semangat cinta dalam hati dan merawat cinta agar tidak usang dimakan usia ditengah kehidupan yang terus berputar ini. Jadi ga’ main-main ya makna cinta itu. Ketika kita bilang ’I Love You’ sesungguhnya ada beban berat yang siap kita pikul.

Dan tahukah kalian, pecinta sejati itu di dalam dirinya akan muncul keberanian, kejujuran, ketulusan dan semangat perubahan. Inilah kekuatan cinta. Ketika cinta telah merasuki jiwa ini, sesuatu yang tidak mungkin jadi mungkin karena didalamnya ada power. Itulah hakikatnya cinta sejati. Dan siapapun dia, akan sangat menantikan dan mengidamkan cinta sejati itu. Bukan sekedar kata. Tapi butuh bukti yang nyata dari wujud cinta itu. Itulah hakekat cinta sejati.

Oke teman! Yang menjadi pertanyaan, sejatikah cinta kita? Jawabannya yang tahu Anda sendiri.Wallahualam***