ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Tuesday, November 2, 2010

Jangan Ganggu Anak Krakatau Bermain

Sejak tanggal 29 Oktober lalu, diperhatikan semua pemberitaan tersedot peristiwa Tsunami di Mentawai dan meletusnya Gunung Merapi Jawa Tengah. Bahkan hingga kini, gunung tersebut terus mengeluarkan debu dan awan panas, sesekali mengeluarkan getaran yang membuat panik warga sekitar. Ahli vulkanik sendiri belum bisa memprediksikan sampai kapan aktivias vulkanik itu akan normal kembali.

Tsunami di Mentawai dan letusan merapi pun berefek pada pemberitaan media terfokus mengamati aktivitas semua gunung merapi di Indonesia. Satu diantara yang terus-terusan di sorot TV One adalah aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Lampung. Bahkan TV milik Pengusaha Abu Rizal Bakrie itu memutar berkali-kali bagaimana reporternya tengah meliput aktivitas gunung tersebut. Narsisnya lagi, mereka sudah sampai di kaki Gunung Anak Krakatau. Eksklusif memang kesannya, tapi saya pikir berita atau laporan tersebut tidak akan jadi eksklusif andaikan peristiwa buruk benar-benar terjadi saat sang jurnalis tengah melakukan laporan. Na'uzubillah mindzalik.

Sementara dunia juga mengetahui, bahwa gunung anak Krakatau merupakan gunung merapi teraktif di dunia. Sekitar tahun lalu, saat melakukan kunjungan dan pantauan langsung bersama sejumlah duta besar dunia yang di fasiliasi Dinas Parawisata, Lampung, memang kalau diperhatikan anak Karakatau mengeluarkan suara gemuruh disertai keluarnya asap dan bebatuan dari mulut gunung setiap 15 menit sekali.

Lantas, apa yang aneh dari aktifitas anak gunung Krakatau itu? Justru saya pribadi melihatnya dan menilai ini adalah keindahan fenomena alam. Wajar hingga akhirnya Pemerintahan Provinsi Lampung mencanangkan anak gunung Krakatau sebagai objek wisata nasional dan mancanegara di tahun 2009, belum lagi dengan kekayaan dan keindahan lautnya di sekitar gunung tersebut.

Kalau toh pengamat mengatakan anaka Krakatau saat ini berstatus waspada, tentu makna waspada itu tidak bisa disamakan dengan waspada di sekitar merapi di Jawa Tengah. Anaka Krakatau terletak di Selat Sunda Lampung, di sana tidak ada kehidupan anak manusia. Berbeda halnya dengan merapi Jawa Tengah yang sekitarnya masih dipadati penduduk.

Media dalam hal ini sebagai perpanjangan mulut, diharapkan tidak mengembangkan isu sentitif ditengah kondisi yang keruh seperti ini. Kesannya menakut-nakuti publik. Media harus punya sikap menenangkan bukan memperkeruh keadaan dengan pemberitaan yang berlebihan.

Jadi biarkan Anak Krakatau melakukan aktifitas vulkaniknya. Dia sedang asyik bermain ditengah kesendiriannya. Kasihan dia di tinggal ibunya sejak 1883 lalu, dia membutuhkan hiburan dan begitulah cara Anak Krakatau menghibur dirinya. Sedikit saya mengambil dari berbagai sumber terkait sejarah Gunung Krakatau.

Pada tanggal 27 Agustus 1883 silam, Gunung Krakatau meletus. Menurut catatan sejarah yang hingga kini dijadikan ajang promosi pariwisata Lampung, Gunung Krakatau meletus sangat dahsyat, menggemparkan dunia. semburan lahar dan abunya mencapai ketinggian 80 km. Sementara abunya mengelilingi bumi selama beberapa tahun. dilihat daru Amerika Utara dan Eropa, saat itu cahaya matahari tampak berwarna biru dan bulan tampak jingga (oranye).

Letusan gunung ini menghasilkan debu hebat yang mampu menembus jarak hingga 90 km. Letusan itu pun berdampak terjadinya gelombang laut sampai 40 m vertikal dan telah memakan korban sekitar 36.000 jiwa pada 165 desa baik di Lampung Selatan ataupun pada barat Jawa Barat. Dan karena letusannya itu telah melenyapkan Gunung Danan dan Perbuatan dari muka bumi dan menyisakan tiga pulau yaitu Pulau Panjang, Pulau Sertung, dan Pulau Rakata besar serta sebuahkaldera yang terletak di tengah ketiga pulau tersebut yang berdiameter 7 km.

Empat puluh tahun kemudian lahir keajaiban baru. Sekitar tahun 1927 para nelayan yang tengah melaut di Selat Sunda tiba-tiba terkejut. Kepulan asap hitam di permukaan laut menyembul seketika di antara tiga pulau yang ada, yaitu di kaldera bekas letusan sebelumnya yang dahsyat itu. Kemudian pada tanggal 29 desember 1929 sebuah dinding kawah muncul ke permukaan laut yang juga sebagai sumber erupsi. Hanya dua tahun setelah misteri kepulan asap di laut itu, kemudian muncullah benda aneh. "Wajah" asli benda aneh itu makin hari makin jelas dan ternyata itulah yang belakangan disebut Gunung Anak Krakatau.

Tapi misteri Gunung Anak Krakatau tidak sampai di situ. Gunung ini memiliki keunikan tersendiri, sebab gunung ini selalu menambahkan ketinggiannya sekitar satu senti tiap harinya. Gunung Anak Krakatau yang semula hanya beberapa meter saja, sekarang sudah dapat mencapai 230 mdpl dan sejak munculnya pada tahun1927. Gunung ini tercatat telah meletus sekitar 16 kali sejak Desember 1927 sampai Agustus 1930 dan 43 kali sejak 1931-1960 dan 13 kali sejak 1961-tahun 2000.