ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Wednesday, March 25, 2009

Tiga Pekan Pertama jadi Reporter

Hmmm..mau cerita apa ya? tapi yang jelas hari ini aq bete banget. kejenuhan itu muncul karena memang aq sendiri yang menyetting kondisi hati untuk tidak mood.

Mungkin enaknya aq coba cerita dari aktivitasku dari pagi, hari ini, Rabu (25-03). Seperti biasa pagi hari jam 08.00 Wib, aq sudah mengagendakan untuk mengajari di SMPIT Darul 'Ilmi. Di sana aq mengajar sebagai guru jurnalistik, waktunya cuma 1 jam kurang lebih.

Menyenangkan sih, berhadapan dengan anak-anak yang aktif dan certas. Aq suka dibuatnya, kewalahan saat mengajar. Pasalnya, anak-anak kelewat aktif, sementara aq punya suara yang ga' lebih keras dari mereka. Sedikit keras aja, pasti aq sudah kesulitan dengan pernafasan.

Satu jam sudah aq lewati bersama anak-anak muridku yang cerdas-cerdas itu. Setelah itu, jadwal berikutnya, aq harus mengejar berita di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung. Memang belakang, kantor yang terkesan independen ini, sedang dirundung banyak masalah.

Seminggu sebelumnya, KPU digugat oleh Panwaslu Lampung, karena terindikasi melanggar kode etik. Dua orang Oknum anggota KPU melakukan perekruitan anggotanya di sejumlah daerah di Lampung, tapi sebagian besar mereka adalah pengurus partai politik tertentu. Sementara berdasarkan UU ntahlah, yang ke berapa dan pasal berapa! di sana disebutkan bahwa, anggota KPU harus benar-benar independen dan anggotanya tidak pernah terlibat dalam parpol.

Masalah berikutnya, truk colt desel yang memuat logistik pemilu dari KPU pusat menuju Lampung Timur, terguling dan masuk ke sawah karena ban belakang sebelah kiri pecah. Dampaknya, logistik yang berisikan 288 kotak sebagian bertaburan dengan bebasnya di sawah warga di Sukadanaham. Alhamdulillah, satu truk dinyatakan slamat dan langsung diamankan ke gudang penyimpanan di Islamic Centre, Lampung Timur.

Hari ini, kantor KPU di Demo oleh sejumlah masyarakat dan mahasiswa. Mereka menilai kinerja KPU tidak beres. Alasannya; DPT di Lampung belum dipublikasikan, sosialisasi pencontrengan belum merata sehingga masih banyak masyarakat yang bingung dengan sistem yang baru ini. Satu lagi, tuntutan mereka adalah KPU tidak profesional dan tidak independen. Hal ini bisa merusak tatanan demokrasi di Indonesia.

Nah lo..lengkap sudah penderitaan KPU. Penderitaan yang entah dibuat sendiri atau gimana aq juga ga' seberapa paham. Tapi aq punya keyakinan, ini ada hubungannya dengan hukum ketertarikan (Law of Attraction) betul ga tuh tulisannya? maklumlah, aq tuh betul2 pilon dengan bahasa asing. he3x...Maksudnya begini, apa yang kita perbuat punya daya tarik orang lain untuk meresponsnya. responsnya macem2, sesuai dengan tingkat risiko yang mau kita ambil. Dan pilihannya cuma dua, mau dapet respons yang positif or yang negatif. Semua kita sendiri yang menentukan.

Terus, dari tulisan di atas, apa sih yang menjadi pemikiranku sehingga memuat diriku menjadi bete?

Jelas ada hubungannya, dari awal aq cukup mengikuti perkembangan yang terjadi di KPU. Karena aq sekarang sudah berprofesi sebagai juru pewarta dari sebuah radio ternama di Republik Indonesia ini. Elshinta nama radionya. Di sana, saya sudah bekerja selama kurang lebih 3 pekan.

Ditempat kerjaan baruku ini, aq betul2 harus berpacu dengan waktu. Ga da istilah santai. Lengah dikit, beritaku langsung dianggap basi dan kejar-kejaranku dengan narasumber atau peristiwa tidak berbuah hasil secara finansial. lewat deh honorku dari radio itu.

Kembali pada perasaanku yang bete. Sebetulnya, hari ini aq dapat berita oke. Kantor KPU di demo dan kelanjutan cerita dari surat suara yang rusak. Dari pagi, aq sudah menghayalkan akan dapat 3 berita yang pasti segera mengudara. Tapi teman, sampai aq menulis kisahku di blog ini, pihak redaksi belum juga ada yang menelepon diri ku.

Pikiranku langsung menebak-nebak, kenapa beritaku ga' naek. Kemungkinan pertama; Aq tidak menyampaikan pas pada peristiwa itu terjadi. Kedua, daerah lain beritanya jauh lebih seksi, atau lead yang aku sampaikan tidak menarik, atau juga, operator kontributor kelewatan baca smsku atau??? ah..sudahlah, ingat!apa yang terjadi pada diriku hari ini, karena pikiranku sendiri.

Ok, aq jawab pertanyaan yang muncul dalam kepalaku. Kalo memang beritaku tidak naik karena tidak pada momentnya, alasanku, adalah, karena aq masih baru bergelut di dunia broadcast jurnalism, wabil khusus audio. Butuh jeda bagiku, manakala harus menulis kemudian membacakan sebuah berita. Nah, dalam proses ini aq suka mengalami emosi yang naik-turun. Kadang-kadang tenang membacakannya, tapi tidak jarang juga jadi gugup. Nah, kalo sudah gugup, rasanya ingin sekali cepat menyudahi baca berita.

Kemudian soal lead yang kemasannya tidak seksi, sekali lagi aq tegaskan bahwa aq adalah pemula. Butuh banyak pengalaman untuk menjadi lebih terampil dalam membuat lead. Kalo aq menangkap pikiran redakturku, mereka menginginkan aq menyampaikan berita secara cepat dan tepat. Mereka sepertinya suka lupa kalo aq ini masih junior.

Yang punya orientasi bulan pertama; meluaskan jaringan, bulan kedua; mencari angle yang bagus dan bulan ketiga;membacakan berita tidak gugup. Selebihnya, bisa diperbaiki dalam proses pembelajaran ini. Karena saya, punya orientasi yang jelas, maka, bukanlah gaji yang besar pada tiga bulan pertama ini yang saya cari. Semuanya, sudah tersusun dengan rapi dalam catatan memoriku yang serba terbatas ini.

Nah, manakala, aq menemukan benturan yang memaksa aq menjalani proses dengan cepat, maka penolakan dan penolakanlah yang akan muncul dari hatiku. Inilah duduk persoalannya, mengapa sekarang aq begitu bete. Yah..Aq berharap, moga-moga ada satu diantara redakturku di Elshinta membaca, catatan perjalanan seorang eni muslihah selama 3 pekan terakhir menjalani proses belajar menjadi reporter radio.

Temen2 yang baca boleh deh, kasi komentar. Apa aja yang buat hatiku kembali mengingat tujuan awal menjadi seorang jurnalis. terimakasih***