ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Monday, July 20, 2009

Menyikapi Teror Bom di Indonesia

Lampung sepi berita, pasca pengeboman hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jumat (17-07) lalu. Beberapa teman wartawan yang ku hubungi, merasa kerepotan mencari isu yang menarik untuk diangkat di publik nasional. Hampir semua pemberitaan tersedot ke Jakarta. (Yah, sudahlah. mau di kata apa. Dengan tidak adanya isu yang menarik, toh pribadi ini tidak perlu repot hunting ke lapangan mencari berita. Mengomentari facebook, mengikuti perkembangan dunia baik online dan cetak serta membaca beberapa artikel di milis favoritku, pun akhirnya jadi sebuah pilihan).

Di milis Jurnalis. Banyak sekali artikel yang menyayangkan pernyataan Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono, pasca peledakan bom bunuh diri di ke dua hotel tersebut. Dalam pernyataan persnya, SBY yang didampingi oleh Kapolri, memaparkan beberapa temuan-temuan intel kita terkait aktifitas teroris. Menurutnya, pengeboman yang terjadi pada Jumat lalu, tidak lain adalah perbuatan oknum yang sengaja ingin menduduki Komisi Pemilihan Umum (KPU), guna membatalkan hasil pilpres 8 Juli lalu.

SBY juga menunjukkan beberapa foto aktifitas teroris yang tengah melakukan penembakan dan foto SBY lah yang menjadi sasaran. Tampak dalam foto itu, teroris berhasil membidik pipi bagian kiri foto SBY. Polri konon katanya sudah menangkap pelaku.

Pada kesempatan yang sama, pasangan calon presiden lainnya, Prabowo Subianto menyayangkan pernyataan pers yang telah dikeluarkan SBY. Terlalu dini, pernyataan itu kalau harus dikaitkan dengan upaya penggagalan pelantikan beliau sebagai presiden mendatang.

Seperti yang sudah dikatakan oleh Prabowo dan Jusuf Kalla. Mereka toh, pada akhirnya sudah legowo dengan keputusan hasil pilpres. JK bahkan sudah memberi selamat pada SBY, satu dengan lainnya pun pada akhirnya saling memuji dengan kinerja yang sudah ditunjukkan pada masa pemerintahan sebelumnya.

Pilihan rakyat Indonesia tidak dapat diganggu gugat. Mutlak kemenangan itu ada pada pasangan nomor urut dua (SBY-Boediono). Secara akal sehat saja, mungkinkah kemenangan itu bisa digugat dengan pasangan lain? Bunuh diri namanya, kalau ada yang mencoba melakukan itu. Jutaan orang akan menghujat pelakunya. Tak terbayangkan oleh ku, kalau hal itu sampai benar-benar terjadi. Mau di bawa kemana muka yang sudah tidak punya harga diri ini?

Presidenku yang ku cintai. Pernah Anda mencoba memikir ulang sebelum Anda mengeluarkan statemen ini? Tahukah Anda, statemen Anda sudah membuat pikiran rakyat Indonesia menjadi kacau. Pemikiran kami jadi menduga-duga dan mulai membenarkan prasangkamu yang tidak pantas keluar dari seorang pemimpin sebuah negara.

Kenapa pada kesempatan itu, Anda tidak bersikap sedikit tenang. Setenang ketika Anda memaparkan visi-misi di depan panggung saat Anda berkampanye dulu. Karena ketenanganmu itulah, kami memutuskan diri untuk meminta amanah negeri ini engkau yang melanjutkan. Bukan pasangan lainnya. Tidakkah Anda bisa memberi pernyataan yang lebih menenangkan hati kami yang sedang ketakutan dan kacau. Teror bom yang terjadi di Indonesia bukan yang pertama kalinya. Tapi ini sudah terjadi untuk yang kesekian kali.

Negera luar sudah memberikan Travel Warning warga negaranya supaya tidak memilih Indonesia sebagai tempat tujuan wisata. Managemen Manchester United (MU), membatalkan pelaksanaan pertandingan sepakbola di Indonesia. Selain itu, secara otomatis juga, sejumlah investor akan memikir ulang mengembangkan atau menanamkan usahanya di Indonesia. Dampaknya, perusahaan akan mengurangkan jumlah karyawannya dan mengangguran secara besar-besaran akan terjadi lagi di negeri yang baru saja mencoba merangkak dari keterpurukannya.

Ini musibah besar buat kita. Dalam hal ini kita membutuhkan pemimpin yang menenangkan jiwa yang telah kacau bukan pemimpin yang justru memperkeruh keadaan dengan mengeluarkan statemen yang tidak karuan. Pada persoalan ini, pemerintah idealnya, memikirkan, bagaimana meyakinkan negara lain bahwa negara ini tetap bisa profesional. Investasinya akan aman dan tidak akan dibawa lari. Sementara di pihak lain, pemerintah menenangkan dan memberi dukungan kembali, bahwa kita masih tetap bertahan dengan adu domba oknum yang tidak bertanggung jawab, karena sudah mengacaukan iklim yang kondusif di bumi pertiwi ini.

Yah, sekali lagi, itu hanyalah harapan demi harapan. Semoga harapan ini tidak akan pernah usang. Kalau toh harapan damai nan sejahtera itu, memang layak kita miliki, dengan segenap keyakinan yang ada, Insya Allah, kalau Allah berkehendak harapan itu pasti akan tercapai.

Thursday, July 16, 2009

Wahai Ibu: Waspadailah Gejala Gizi Buruk

Rastiana, balita genap berusia 1 tahun, memiliki bobot badan tidak lebih dari 2,7 ons yang sempat di Rawat di Ruang Alamanda, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Muluk (RSUDAM) Lampung, Selasa kemarin telah berpulang ke Rahmatullah. Balita yang terserang gizi buruk itu sudah tidak sanggup memperjuangkan hidupnya.

Selamat jalan Rastiana. Mungkin inilah takdir terbaik yang Allah gariskan padamu. Orang tuamu, tidak sanggup membiayai perawatanmu, karena orang tuamu hanyalah seorang buruh tani yang penghasilannya hanya cukup memenuhi kebutuhan perut saja. hari ini kemungkinan, ayahmu bisa mendapatkan uang lebih untuk makan alakadarnya, tapi di hari lain, bisa jadi keluargamu berpuasa, karena tidak ada uang yang bisa memenuhi kebutuhan perut.

Tahukah kau sayang, sebelum ajal menjemputmu, dengan segala keterpaksaan, ayahmu mesti tega membiarkan dirimu sakit tanpa mendapat perawatan medis. Tiga bulan lamanya. Satu bulan sebelumnya, kau sempat mengalami panas tinggi, sehingga tubuhmu menjadi kaku, berjuta-juta syaraf terputus mengakibatkan fungsi otakmu tidak berjalan dengan sempurna, selayaknya balita lainnya.

Itu semua karena keterbatasan ekonomi orangtuamu dan ketidaktahuan bagaimana cara menjaga gizi demi tumbuh kembangmu, sayang. Sama sekali tidak bermaksud untuk membunuhmu. Asal kau tahu, sayang. Dengan segala keterbatasan perekonomian orangtuamu, mereka meminjam uang ke sana-ke mari. Bahkan memelas mengharap iba dari penduduk sekitar untuk mau membagikan sebagian rezki mereka kepada orangtuamu. Ini semua mereka lakukan, hanya ingin melihatmu sehat kembali.

Satu hal lagi yang perlu kau ketahui juga, Rastiana. Keberadaanmu di RSUAM Lampung ini, adalah buah kemuliaan tetanggamu. Ini biaya hasil kolektif tetanggamu. Kau bisa bayangkan, merawat dirimu yang tengah sakit kritis ini, bukanlah membutuhkan biaya sedikit. Ayahmu tidak cukup pandai mengurus persyaratan bagaimana cara mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Baik program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
**
Kasus gizi buruk yang berdampak pada kematian, bukanlah kasus yang baru di Lampung ini. Rastiana merupakan satu diantara balita lainnya yang tidak mendapatkan penanganan secara baik oleh medis. Semua itu disebabkan karena ketidakpahaman orangtua mereka terhadap gizi buruk yang mendera anak-anak.

Berdasarkan data dari Ruang Alamanda RSUAM Lampung, dalam satu semester ini, terhitung per Januari 2009, RSUAM sudah menangani 15 anak yang menderita gizi buruk, empat diantaranya diketahui meninggal dunia. Dokter spesialis anak di Lampung, dr. Murdoyo mengatakan, Rastiana merupakan satu diantara balita yang dikategorikan parah sakitnya. Harapan untuk hidup secara normal laiknya anak-anak lainnya, sangatlah tipis. Kalau pun memang berusia panjang, Rastiana tidak bisa hidup secara mandiri.

Saat ia di rawat, hal pertama yang dilakukan oleh dokter yang menanganinya adalah merangsang asupan makanan yang bisa dicerna dengan baik ke dalam perutnya. Bayangkan, selama 3 bulan, tidak ada satu butir asupan makanan yang bisa dicerna dengan baik oleh Rasti. Apa-apa yang masuk ke dalam perutnya, pasti ditolak dengan cara keluar cairan dari lubang anusnya. Sungguh malang sekali anak ini.

Penulis coba menjabarkan, sesungguhnya penyebab penderita terserang gizi buruk, menurut dr. Murdoyo, tidak melulu karena kekurangan gizi. Ada faktor penyebab lainnya, yang bisa menyebabkan anak tersebut terkena gizi buruk. Bisa dari absorsi tubuh yang terganggu, bisa juga karena ada penyakit pada tumbuh penderita sehingganya banyak energi yang terserap dalam penyakit tersebut.

Mungkin itulah pentingnya, mengapa setiap satu bulan sekali, ibu yang memiliki balita dianjurkan memeriksakan anaknya ke posyandu secara rutin. Semua itu dalam rangka, mengecek kesehatan tubuh anak kita. Jika anak pada usia 1 tahun, namun berat badan tidak lebih dari 6 kilogram atau tidak ada peningkatan berat badan pada tubuh anak pada bulan berikutnya, maka patut orangtua mencurigai dan mencari penyebab masalah tersebut. Balita ini, sudah masuk kategori gizi tidak baik.

Masalah ini, banyak para ibu menganggapnya sepele. Padahal, tidak jarang dari gejala awal seperti ini justru berakibat fatal. Contohnya saja Rastiana. Padahal, kalau kita mau berfikir secara logika saja. Rastiana, hidup dilingkungan perdesaan. Tepatnya di Rawajitu. Daerah perdesaan, bukankah semestinya cukup protein dan vitamin yang kapan dan dimana saja bisa didapatkan. Dan Posyandu pun, menurut pengetahuan penulis, menyebar sampai pelosok desa. Dalam hal ini, Posyandu punya peran memberi pengetahuan seperti apa sesungguhnya gizi yang harus dipenuhi untuk balita.

Kalaulah dipadukan antara kecukupan makanan sarat gizi diperdesaan dan peran Posyandu, mungkin pasien yang kebanyakan di rawat karena gizi buruk, bukanlah pasien yang berasal dari perdesaan. Tapi ntahlah. Mungkin hipotesa sementara ini tidak cukup kuat untuk dibenarkan. Toh pada kenyataannya, justru pasien terbanyak yang terserang gizi buruk adalah pasien yang menetap di perdesaan.

Akhirnya penulis menyadari. Ternyata, untuk membebaskan balita Indonesia dari kasus gizi buruk, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tidak hanya bisa selesai dalam bentuk tulisan saja. tapi butuh action nyata untuk terbebas dari itu semua. Butuh kerjasama yang solid dari berbagai instansi terkait, supaya ke depan, masyarakat Indonesia, wabil khusus Lampung, tidak lagi awam dan cepat bertindak manakala anak-anaknya mulai mendapati gejala seperti ini.
Wallahualam.

Pemerintahku: Bahaslah Agenda Besar itu

Pilkada, pileg dan pilpres semuanya telah dilalu bersama. Masing-masing agenda punya catatan tersendiri di hati rakyat Lampung pada khususnya. Agenda pemilihan gubernur, diujung yang sangat menentukan bagi gubernur terpilih, sempat terjadi ketegangan. Yakni, dalam hal ini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung, Edwin Hanibal dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung, Indra Karyadi, dengan menggunakan kekuatan lembaga, berusaha membatalkan pelantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih Sjahroedin ZP dan Joko Umar Said.

Upaya itu telah menuai aksi protes baik di tubuh elemen yang mengaku perwakilan masyarakat Lampung. Seminggu menjelang pelantikan gubernur terpilih, gedung KPU maupun gedung DPRD Lampung, terus didatangi elemen masyarakat Lampung. Mereka marah dan geram dengan tindakan oknum pejabat publik yang sudah berani bermain api, namun terkesan tidak cantik dan terlalu gegabah memutuskannya.

Toh, pada akhirnya, Selasa, 2 Juni 2009, Sjahroedin dan Joko Umar Said tetap dilantik oleh presiden yang dimandatkan Mendagri Mardianto. Sampai di situ, Sjahroedin betul-betul dalam posis yang tidak bisa digoyahkan. Secara de fakto dan de jure, Sjahroedin resmi menjadi Gubernur Lampung, terhitung 2 Juni 2009.

Namun di tengah perjalannya, bisa dikatakan satu setengah bulan masa kepemimpinannya, sepertinya, eksekutif dan legislatif masih dilenakan dengan konflik yang semestinya dianggap selesai itu. Pasalnya, gubernur terpilih sudah dilantik. Dan, suka tidak suka, mau tidak mau, semua pihak harus menerima dengan legawa pilihan rakyat dan sudah ditetapkan bahkan dilantik untuk melanjutkan kepemimpinan bumi ruwa jurai ini.

Rupanya konflik internal itu tidak cukup sampai di sini. Ada seri kelanjutannya dan ironisnya, publik tidak mengetahuinya. Ntah memang betul-betul tidak tahu atau menutup mata tidak ingin mengetahuinya.

Hingga tulisan ini sampai pada publik, ada pekerjaan yang belum selesai digarap oleh eksekutif. Pekerjaan ini semestinya sudah disampaikan oleh legislatif guna dilakukan pembahasan secara bersama. Yah, saudara gubernur belum menyerahkan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (R-KUA) tahun 2010 yang disusun oleh kepala daerah dan dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintahan Daerah (TAPD), yang dipimpin oleh sekretari daerah (sekda).

Berdasarkan UU no. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, Peraturan Pemerintah no. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, peraturan mentri dalam negeri (mendagri) no.13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dan permendagri no.59 tahun 2007 tentang perubahan atas permendagri no. 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, rancangan KUA diserahkan oleh kepala daerah, paling lambat pertengahan Bulan Juni, guna dibahas bersama oleh DPRD dan pemerintah daerah.

Fakta lainnya, realisasi Anggaran Pemerintah Belanja Daerah (APBD) tahun 2008 yang sudah di audit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), belum juga ada pembahasan ditingkat legislatif. Dalam hal ini komisi A, sudah menyurati pimpinan dewan yang kompeten memberi teguran pada eksekutif. Namun disayangkan, surat itu belum mendapat respons yang positif.

Artinya, ada dua agenda besar yang belum sempat terbahaskan oleh dewan dan pemerintah daerah. Pertama, evaluasi realisasi APBD 2008 dan R-KUA tahun 2010. Waktu akan terus berjalan dan pemerintahan yang baru juga akan melanjutkan program yang sebelumnya sempat tersendat karena pilkada.

Ntahlah alasan apa yang membuat pimpinan dewan ’mandul’ dengan kinerja-kinerja kedewanannya dan tidak punya taring memberi peringatan sang gubernur yang lalai dengan pekerjaan-pekerjaan rumahnya. padahal, dalam hal ini, DPRD punya hak penuh memperingati gubernur. Mungkinkah, karena fasilitas ketua dewan seperti ajudan dan staf yang ditarik dengan tidak bersahabat oleh gubernur terpilih? Atau adakah alasan lain yang sangat urgent sehingganya, agenda-agenda yang menyangkut hajat masyarakat Lampung ini, terbengkalai dan ntah berantah. Jikalah benar, memang ketua dewan sedang berhalangan, bukankah masih ada tiga orang wakil ketua untuk mengambil alih eksekusi, menyurati gubernur untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya saat ini.

Sampai kapan legislatif akan mendiamkan (bergeming) atas kelalaian eksekutif? Sementara, kita ketahui bersama sekitar 1 September mendatang, akan ada pergantian penghuni anggota dewan yang pada pemilihan legislatif April lalu, dengan segala usaha serta takdirnya, mereka terpilih oleh rakyat untuk menggantikan posisi anggota dewan yang tidak lagi mengemban amanah tersebut.

Baiklah. Tulisan ini muncul kepermukaan, bukan dalam rangka mencari kambing hitam siapa yang salah dan benar. Kita cukupkan semua sampai hari ini saja, penghalang utama pembahasan agenda penting itu. Dikesampingkan dulu apa yang menjadi ego pribadi kita masing-masing. Bukankah, niatan awal kita berada di gedung rakyat ini, dalam rangka memperjuangkan hak-hak rakyat. Bukan mau menunjukkan kehebatan kita.

Masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya. Pemerintah yang baru sudah ditetapkan dan sudah waktunya fokus dengan program-program yang pro rakyat. Lembaran lama nan buruk itu, sudah saatnya kita tutup dan buang jauh-jauh dari hadapan kita. Jutaan penduduk Lampung menanti janji-janji yang sudah kita lontarkan. Masyarakat Lampung juga merindukan pemimpin yang saling bahu membahu dalam membangun daerah ini.

Saudaraku, kita manusia terhormat dan orang memandang kita kapabel untuk mengemban amanah rakyat. Mari kita selesaikan persoalan ini dengan kepala dingin dan bijak. Selayaknya manusia dewasa.

Wednesday, July 8, 2009

Presidenku Harapan Bangsa

Hari ini Rabu (8-07), adalah hari yang sangat mendebarkan buat ketiga pasangan calon presiden. Mendebarkan, karena menang dan kalah adalah satu keniscayaan dalam sebuah pertarungan. Yang menang akan merasa lega karena tidak sia-sia biaya yang sudah dikeluarkan banyak, sementara yang kalah, tentu akan kecewa karena sekian milyar mungkin triliunan rupiah sudah dikeluarkan untuk mengambil simpati rakyat Indonesia.

Sampai saya menulis tetang tema pilpres 2009, beberapa TPS di Kota Bandar Lampung sudah ada yang melakukan perhitungan suara. Bahkan kabarnya, Rakata Institute juga tengah melakukan perhitungan cepat di Hotel Nusantara, Bandar Lampung.

Hasilnya seperti yang sudah saya duga sebelumnya, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono, unggul disetiap TPS yang saya pantau. Disusul pasangan JK-Wiranto dan Megawati-Brabowo. Perbandingannya cukup menyolok antara pasangan nomor urut 2 dengan pasangan lainnya.

Seperti yang sudah saya duga juga, pasangan SBY merupakan pasangan kuat di negeri ini. Pamor diri selama ia menjabat presiden di negeri ini, sangat kuat. Rakyat Indonesia masih berharap SBY kembali melanjutkan kepemimpinannya. Selain, pamor diri, kemenangan SBY juga didukung dengan pembiyayaan yang besar dari berbagai pihak. Saya sendiri belum tahu, dari mana biaya kampanye SBY yang terkesan mewah, elegant dan terorganisir itu.

Selama saya, mengikuti prose kampanye SBY, bibir saya selalu berdecak kagum. Rapih sekali. Beda halnya dengan pasangan lainnya, Sebut saja Juuf Kalla. Saat ia berkampanye di Lampung, lebih spesifik lagi di Graha Wangsa, Teluk Betung. Meskipun sama-sama incumbent, Kampanye JK justru terkesan ala kadarnya. Semua yang mengelola settingan acara, murni orang lokal. Hanya saja, JK punya kekuatan 'lebih cepat lebih baik' dan JK selalu menceritakan prestasinya selama ia menjabat sebagai wakil presiden.

Tapi sayang, apa yang sudah diklaim oleh JK saat berkampanye dikhalayak banyak, mudah sekali dimentahkan oleh SBY sebagai presiden, dengan mengatakan, apa yang menjadi keberhasilan kita saat ini adalah berkat kerja keras dan kesungguhan dari pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, kita ini hanya meneruskan saja.

Lebih parah lagi kampanye Megawati. Mungkin, kalau saja, saya ini sebagai juri, maka Pasangan Megawati akan saya beri nilai merah. Pasalnya, baik dalam persiapan pelaksanaan kampanye sampai isi yang disampaikan yang mengklaim dirinya paling cantik diantara pasangan lainnya, sama sekali tidak berbobot. Justru jenderung menjelek-jelekan pasangan lain, dan mengklaim hanya dalam pemerintahannyalah, segala kebutuhan bahan pokok bisa diatasi dengan baik, meskipun masa kepemimpinannya hanya 2 tahun saja.

Melihat, karakter ketiga pasangan calon ini, sampai detik pemilihan saya, secara pribadi tidak tertarik untuk memilih satu diantara mereka. Pagi sekali, temanku bernama Anggi Aribowo SMS, "Gimana bu, istiharonya, siapa yang paling layak jadi pemimpin negeri ini?, tetep milihkan?" SMS itu, aq jawab begini "Waduh Nggi, yang muncul dalam solatku pasangan nomor 4, gimana ya? kalau ada yang nomor 4 mungkin tak contreng. he3x.."

Dua jam berikutnya, bapak angkatku tersayang menelpon, memastikan sudahkah diri ini menyalurkan hak suaranya. Lagi-lagi saya menjawab belum ada pilihan yang mengena di hati, mohon diizinkan untuk cuti memilih dulu. ee..ee..ternyata, babe ngancem, kalau sampai tidak memilih maka be, tidak akan memberikan lagi uang jajan (he3x..) kaya anak kecil aja be.

Kalau saja, be mengizinkan saya untuk tidak memilih, mungkin pada pemilihan ini, saya benar-benar tidak datang ke bilik suara untuk memilih. Tapi, gertakan lucu babe itu cukup mengganggu pemikiranku. Yang mulanya, ingin ngintil gubernur mengunjungi atau memantau beberapa TPS seperti di rumah sakit, Rutan dan panti tuna netra, seketika langsung berubah haluan. Ambil kontak motor dan ngloyor undur diri dari rombongan, cuma mau bela-belai nurutin permintaan babe. Nyontreng.

Yah, akhirnya aq nyontreng juga. Tiga-tiganya aq contreng. Ha3x..Biar dah, semua pasangan aq kasi kesempatan untuk unjuk kebolehan memimpin negeri ini dalam periode yang bersamaan.

Tidak ada kata yang paling menyenangkan selain mengucap selamat pada pasangan yang berhasil memenangkan kompetisi ini. Ingatlah pemimpinku, serjuta harap rakyatmu menghendaki negeri ini makmur dan sejahtera. Lima tahun, memang bukan bukan waktu yang cukup untuk membenahi kebobrokan negeri ini. Tapi lima tahun, adalah waktu yang cukup untuk memenuhi setiap janji yang sudah kalian lontarkan kepada kami.