ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Tuesday, January 13, 2009

Syukur dan Berbaik Sangka Nyok!

Hari Minggu (11-01), saya dan Mardiati turut Pak Jajuli bertemu dengan anggota Kongres Buruh Islam (Kosbi) Tanggamus. Beberapa bulan belakangan ini memang saya sering sekali ikut turun gunung bertemu dengan masyarakat. Subhanallah, ternyata beliau itu orang yang sangat menyenangkan dan menenangkan.

Beliau adalah sosok bapak, teman dan sahabat yang luar biasa bagi saya. Menurutku, ia adalah salah satu inspirator bagi diri ini. Bersamanya saya belajar bagaimana bersyukur, percaya dan berhusnuzhaan (berbaik sangka pada Allah SWT). Dalam setiap perjalanan kami, beliau selalu menceritakan kisah hidupnya yang sangat dekat pada Sang Pencipta lantaran dua resep tadi.

Bersyukur atas nikmat usia, rezeki dan ketetapan yang Allah telah gariskan padanya. Berbaik sangka bahwa setiap permohonan sekecil apapun akan dikabulkan Allah SWT. Babeku ini (begitu saya suka memanggilnya), sangat cerdas mengaduk-aduk emosi orang lain. Wih.. mak nyuss...rasanya dada ini kalau sudah berdiskusi dengannya. Masalah seberat apapun di kepala ini jadi teredam karena siraman kalimat bijak yang ia sampaikan kepada kami.

”Eni, tidak ada satu doa pun dari hambaNya yang di sia-siakan. Percayalah itu,” tuturnya yang penuh dengan kelembutan. Menurutnya, nasib baik yang terus menyertainya tidak lain karena itu adalah bentuk syukur, percaya dan baik sangkanya beliau pada Sang Khaliq.

Ia menuturkan, kehidupannya bermula dari seorang tukang sapu di salah satu bimbingan belajar. Doa demi doa ia panjatkan. Awal beliau menikah, gaji yang diterimanya hanya Rp 125.000,- tapi dengan keyakinan dan mengucap Billahirohmanirrohim, menurutnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hidupnya. Rupanya, semakin ke sini, kebutuhannya semakin bertambah. Ia mengadu pada Allah ”Ya Allah, uang segini ga’ cukup buat membiayai kehidupan keluargaku. Tolong Ya Allah, tambah penghasilanku sekian,” akunya. Beberapa sebulan kemudian, penghasilan itu bertambah.

Ee.. rupanya penghasilan segitu masi juga ga’ cukup, ngadu lagilah babe sama Allah, ya Allah.. bla..bla... terkabul lagi. Sampe beliau punya mobil yang BMW pun bahkan sampe penghasilannya lebih dari Rp 20 juta pake ngadu sama Allah. Masya Allah, perasaan ini orang kemaruk amat ga’ ada cukup-cukupnya.he3x... tapi bukan nilai kemaruk yang mau ia sampaikan pada saya. Kalo babe bilang, Allah itu sangat senang kalo hambaNya berkeluh kesah dan menaruh harapan penuh padaNya. Allah itu Qaarib (dekat) bahkan lebih dekat dari urat nadimu. Sekali lagi bukan nilai kemaruk yang ingin beliau sampaikan pada saya, tapi nilai penghambaan dan hanya Allah lah tempat manusia menggantungkan segala hajat hidupnya. Bukan yang lainnya!

”Cerewetlah, curhatlah, nangislah, tumpahkan semua keinginan kami dan yakinlah bahwa Allah mendengar keluhanmu,” begitu babe menasehati aku. Awali hidupmu sedari bagun tidur dengan mengucap Hamdallah lalu sampaikan apa yang menjadi keinginanmu pada hari ini. Terus dan terus lakukan itu. Rasakan betapa dekatnya Allah pada kita dan kalau kita sudah bisa merasakan itu, hidup ini terasa lembut dan memang benar tidak ada makhluk yang bisa menjadi sandaran, tidak ada makhluk yang patut kita menaruh harapan. Hasbiyallahu wani’mal wakiil, ni’mal maula wani’mannashir (cukup bagiku Allah..cukup bagiku Allah...)

Aku, seorang Eni ini, sedikit banyaknya mulai mengikuti jejak babeku ini. Dikendaraan mulai sering ngoceh sendiri. Macem-macem deh permintaannya. Dari pengakuan dosa, minta dalam sebulan penghasilan sekian, minta dikuatkan hati supaya tetap hidup berjamaah, minta naik haji sama bunda, minta dapet jodoh yang bla..bla.., minta supaya punya karya besar dalam hidup. Wah..pokoke buanyak bener deh. Jadi malu ceritainnya;) cukup Allah aja yang tahu apa yang menjadi mimpi dan keinginan seorang Eni. Dengan keyakinan yang penuh, kekuatan berfikirku mengatakan, semua bisa tercapai!

Terima kasih babe sudah memunculkan optimisme pada diri ini, memunculkan keyakinan dalam diri ini, memunculkan berbaik sangka pada diri ini sehingga semangat menjadi yang lebih baik terus membakar diri ini. Allah.. hamba yakin, Kau tidak akan menyia-nyiakan hidupku. Sepenuhnya hidup ini sudah ku serahkankan bulat-bulan padaMu. Hamba yakin, orang-orang yang Kau dekatkan pada diri ini sebenarnya orang-orang yang bisa menjadi inspirasi dalam hidupku. Inilah, bentuk sayangMu pada ku ya.. Allah..

Terima kasih ya Allah....