ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Tuesday, November 23, 2010

Kotornya Pikiran ini


Betul kata orang, air tergenang biasanya menimbulkan penyakit disertai aroma tak sedap dan semua itu menimbulkan keresahan ekosistem disekitarnya. Ikan-ikan dan tanaman akan mati serta tidak ada satu makhluk bersihpun yang mau menghinggap, yang ada makhluk-makhluk yang tidak disukai manusia yang akan hidup dan berkembang biak didalamnya atau disekitarnya.

Demikian pula dengan manusia. Jika segala potensi yang dimilikinya tidak bergerak sebagaimana mestinya, maka potensi itu akan tumpul dan bukan hal yang mustahil dia akan jadi penonton serta banyak mengkritisi setiap sepak terjang orang lain. Dia akan menjadi pengamat yang ulung. Sudah sunnatullahnya, orang-orang yang berada dalam barisan ini tidak disukai dengan orang sekitarnya, karena dia menimbulkan keresahan bagi banyak orang.

Efek yang timbul bagi adalah sakit jasmani dan rohani. Menurut ilmu kesehatan, fungsi organ jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat menimbulkan penyakit. Dan patut digarisbawahi bahwa, penyakit itu tidak datang tanpa ada sebab, dan penyakit yang menghinggap pada makhluk merupakan akumulasi kebiasaan buruk yang kerap dikerjakan oleh pelakunya.

Demikian pula penyakit rohani, penyakit rohani ini juga terbentuk dan mengarat dalam hati manusia karena ada sebuah kebiasaan buruk terus dilakukan, dipupuk dan dipelihara yang lama-kelamaan menjadi karakter pribadi individu yang bersangkutan. Setiap manusia ada sisi baik dan buruknya, namun jika sisi buruk lebih dominan dan menghiasi kepribadian kita, maka jangan harap orang lain akan mendekat dan merasa nyaman berada disamping kita (Na'udzubillahi mindzalik).
**
Sejujurnya ku katakan, bahwa sebenarnya ada sebuah pemikiran buruk sangka yang menggelayuti pikiran dan hati ini. Teori di atas benar, belakangan ku kurang memanfaatkan bakat yang semestinya terus diasah agar ia tetap tajam, Sehingganya, pribadi pengamat, merasa benar sendiri, buruk sangka disadari mulai menghinggap pada diri ini.

Terkadang ku mulai perhatikan kehidupan para teman-teman yang menurutku kehidupannya lurus-lurus saja. Secara tampilan mereka tanpan dan cantik, karier terus menanjak diikuti dengan financial yang mapan, baik dalam berorganisasi, kemudian mereka menikah dengan orang-orang yang menurutku sungguh mereka disandingkan dengan orang-orang yang tepat pada waktu yang tepat pula, lalu kehidupan mereka bahagia bersama buah hati yang dititipkan Allah pada mereka.

Ya Allah, begini ya rupanya kalau cara pandang kita tidak seimbang dalam memandang kehidupan ini. Semuanya dipenuhi perasaan ketakutan dan was-was, hingganya sulit bagi kita untuk berfikir positif dan terbuka. Kita merasa diri ini serba kekurangan sementara orang lain sepertinya tidak sulit untuk menggapai sebuah angan menjadi nyata.

Ya Allah, betapa kotornya hati ini,,jika ternyata memang demikian yang tersembuyi dalam hati. Betapa sesungguhnya hati ini berpenyakit, ku terus dilenakan dengan prasangka-prasangka, ku terus merasa pemikiran inilah yang paling benar, ku merasa diri ini sudah sebegitu terbuka sementara orang lain masih berfikiran sempit dalam memandang hidup. Jadi teringat akan pesan sahabat "Jika kamu ingin tahu bagaimana dirimu sebenarnya maka tanyakan pada orang sekitarmu, karena mereka cerminan nyata dirimu,"... Satu lagi, menurutnya aku picik, labil, tidak fair dan mengabaikan kebaikan-kebaikan orang lain.

Hmmm... Kata-katamu selalu tersimpan dengan baik sobat, sampai kapanpun akan selalu teringat. Sama sekali ku tak membantahkan predikat-predikat yang kau berikan padaku, semua itu ku jadikan cambuk dalam hidupku. Semua yang dikatakan benar, namun tak semuanya benar.

Terlepas dari cerita yang sempat terlintas dalam pemikiran ini, pemikiran kotor, justru akan menimbulkan keluh-kesah pada Sang Pencipta. Dan keluh kesah, akan mengabaikan nikmat Allah lainnya yang telah kita dapatkan. Kita selalu disibukkan dengan hal-hal yang tidak kita miliki dan mengabaikan yang telah kita miliki. Kita lupa bahwa sebenarnya masih banyak orang yang tidak bernasib sebaik kita, dan kita lupa pula bahwa dunia ini terus bergerak, jika kita tak ikut pergerakaannya maka kita akan tergerus olehnya.

Kembali ku ingatkan pada diriku sendiri, bahwa setiap manusia sejak ditiupkan ruh dalam janin anak manusia, mulai saat itu juga sudah ditetapkan jodoh, rizki dan maut pada jiwa tersebut (itu janji Allah pasti). Lantas, mengapa harus memikirkan nikmat orang lain? Kemudian, Perlu juga ku mengingatnya, bahwa Allah itu maha penyayang, pada semua ciptaaNya baik yang beriman ataupun tidak beriman padaNya. Dia akan memberi bagi orang yang bersungguh-sungguh. Lantas, mengapa tak kau kejar semua itu? Allah berlepas tangan pada pilihan hidup manusia. Lantas, mengapa tidak kau pilih yang terbaik dalam hidupmu.

Rasanya terbantah semua pemikiran kotor ini..Astagfirullah hal 'azim.. Nimat Tuhanmu yang mana telah kau dustakan? Duhai Allah,, Maafkan kejahilan ini. Ampunkan segala dosaku dan terimalah sedikit amal kebajikan yang pernah ku buat dalam hidupku, jadikan ia penyelamat pada masa perhitunganMu.