ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Wednesday, November 4, 2009

Apalah jadinya kalau Masa sudah Marah..

Terlalu banyak fakta-fakta yang bermunculan dalam perseteruan antara KPK dan Polri. Saya sendiri sampai bingung, akan dimulai dari manakah permulaan tulisan ini. Tadi pagi, Kamis (05-11), salah satu TV swasta menghadirkan kubu pro dan kontra KPK.

Sebetulnya, dari sekian debat dan diskusi sejak Bibit dan Chandera di tahan Mabel Polri, hingga mereka dibebaskan, publik bisa menilai bahwa, penahanan Bibit-Chandera merupakan bentuk kriminalisasi KPK yang didesign sedemikian rupa, sehingga ada koruptor negara yang dibebaskan sementara di lain pihak, ada segelintir orang yang menanggung atas dosa yang mereka sendiri tidak pernah lakukan.

Saya secara pribadi tidak begitu intens mengikuti perkembangan KPK VS Polri. Kasus ini begitu gurih jadi topik pembicaraan publik. Aku teringat, saat rekaman yang disadap oleh KPK diperdengarkan secara live oleh sejumlah TV dan radio nasional. Sekitar 2,5 jam rekaman itu diputar langsung dari gedung Mahkamah Konstitusi.

Andaikata, dalam rekaman itu jelas suara saya, mungkin mulut ini akan terkunci tidak bisa menyangkalnya. Karena secara pribadi, saat itu diri ini betul-betul sudah ditelanjangi oleh publik. Mau disimpan dimana wajah ini, mau minta perlindungan pada siapa diri ini? semua sudah terbeber dengan jelasnya. Mungkin pada tingkat yang ektrim, ingin rasanya menuruti kata hati ini untuk mengakhiri hidup karena tidak tahan dengan malu.

Tapi sayang, Pribadi Anggoro dan Anggodo bukanlah pribadi Eni Muslihah. Anggodo adalah pribadi yang berani menyumpal sejumlah petinggi negeri ini untuk menghalalkan dirinya meraih kekayaan dengan cara 'maling' uang negera. Saya sebagai orang yang awam dengan hukum, bisa melihat gerak-geriknya yang tidak tenang manakala ia diwawancarai secara langsung oleh TVOne. Jawabannya tidak ajeg, padahal, pertanyaannya kala itu berulang-ulang. Tapi berulang-ulang pula Anggodo mengatakan tidak kenal dengan pribadi Yuliana, selaku mitra yang tengah berbicara via telepon dengannya.

Ada istilah kata 'Durian' menurut Anggodo, durian adalah buah yang sering dia beli. "Durian ya durian. Karena durian yang saya beli istimewa, mereka menyukai durian istimewa saya," kata Anggodo.

Saya perhatikan, Anggodo selalu diam sejenak manakala ia ingin menjawab pertanyaan. Sepertinya dia kebingungan dan kehabisan celah untuk berbohong. Tahukah, setelah wawancara langsung itu, Anggodo terlihat tampak kesal dan menyalakan rokok, karena penat dengan pertanyaan yang menyudutkan dirinya. Merokok adalah sebuah ekspresi seseorang menenangkan diri.

Kalaulah, kala itu dia memang merasa benar, merasa sadapan rekaman itu bukanlah suaranya, atau kalaulah rekaman yang diputar memang melebihkan fakta, kenapa dia tidak lantang menyampaikan kebenaran itu.

Kemudian pertanyaan untuk Polri, Kalaulah Anda sekalian merasa tidak terlibat dalam rekayasan yang dituduhkan publik, kenapa hanya Bibit-Chandera saja yang ditahan. Okelah, kalau pertimbangannya supaya tidak kehilangan barang bukti, kenapa harus Bibit dan Chandera saja, kenapa Anggoro dan Anggodo yang jelas suaranya dalam rekaman itu tidak juga ditahan?

Olala...Sudah ketangkap masah masih juga mau berkelit. Mau berlindung kemana lagi? Rekaman itu sudah cukup bukti untuk menyeret tersangka ke penjara atau tiang gantungan. Polri, bekerjalah secara fair dengan siapapun, jangan hanya bisanya fair dengan pencuri ayam atau pencuri motor. Itu mah, pencuri kelas kroco. Jangan mencari dalih lain untuk bersembuyi dari kebohongan.

Saya tidak habis pikir, andaikan pemimpin-pemimpin negeri ini bersalah, bisakah hukum betul-betul berlaku untuk mereka? Rasanya itu hanya mimpi saja. Dari sini kita bisa menilai, bahwa negeri ini masih sulit dipercaya untuk menuntaskan KKN dari tinggat terendah sampai pucuk kepemimpinan. Berantas KKN hanya retorika belaka.

Ada sebuah kekhawatiran, andaikan publik tidak lagi mempercayakan penyelesaian hukum pada pihak yang berwenang, maka hukum rimba dan hukum alamlah yang akan berlaku di negeri ini. Bayangkan, kalau masyarakat sudah gregetan, bukan mustahil pihak-pihak yang sudah mempermainkan hukum ini akan digelandang di jalan raya, lantas mereka dibakar dan dilempar sampai betul-betul tewas. Toh kalau orang banyak yang melakukannya, andaikan tuduhan itu tidak benar, maka dosannya akan dipikul bersama. Dan kalaulah, tuduhan itu benar, maka pahalanya pun akan dinikmati bersama-sama.

Dengan demikian, penyelesaian yang ekstrim ini akan menimbulkan efek jera bagi orang lain. Orang akan berfikir ulang untuk mencuri. Ha..ha..ha..Saya pikir,kalau masyarakat sudah kelewat kesal, pasti hukum masa akan berlaku.

Sedia Hewan Qurban!

Mau Qurban?
Kami Berkah Qurban menyiapkan hewan qurban dengan kwalitas baik dan harga yang kompetitif.

Jenis hewan Great Bobot hidup (Kg) Estimasi daging (Kg) Harga/kg total
Sapi Bali A 300-350 110-135 Rp.24.500,- Rp.7.350.000-Rp.8.575.000
Idem B 250-300 95-110 Rp.25.500,- Rp.6.375.000-Rp.7.650.000
Idem C 200-250 75-95 Rp.26.500,- Rp.5.300.000-Rp.6.625.000
Sapi Putih (PO) A 300-350 105-125 Rp.24.000,- Rp.7.200.000-Rp.8.400.000
Idem B 250-300 80-105 Rp.24.500,- Rp.6.125.000-Rp.7.350.000
Sapi Simetal 400-600 148-222 Rp.23.500,- Rp.9.400.000-Rp.14.100.000
Kambing A 30-ke atas - Rp.30.500,- -
B 30-ke bawah - Rp.31.500,- -

Setiap pembelian untuk wilayah Lampung dan sekitarnya bebas ongkos kirim. Segera hubungi kami Eni Muslihah :081279450134 atau Zul 085840365201

Dijamin Anda puas dengan pelayanan kami.

Terima kasih.