ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Pages

Tuesday, June 23, 2009

Menikah dengan Cara yang Indah

Sebenernya aq tu malu pengen menceritakan masalah ini. Apalagi sampai ketahuan banyak orang. Masalah ini adalah masalah yang dirundung oleh sebagian anak gadis yang sudah mencukupi umurnya.

Pasti temen-temen sudah bisa tebak ya! Yah..itulah dia, masalah jodoh yang tak kunjung datang. Satu sayapku yang hilang dan belum juga aku ketemukan dimana rimbanya.

Banyak orang bilang dan mereka yang tidak tahu kepribadianku mengatakan, bahwa anak gadis yang usianya lebih dari 25 tahun, namun tak kunjung datang lelaki yang mau meminangnya, di bilang, katanya pemilih alias terlalu selektif. Bahkan ada juga yang bilang terlalu menutup diri. Sehingga sulit, bagi laki-laki mendekati diriku..

Padahal kenyataannya tidak begitu. Siapalah aku ini, berani-beraninya menyeleksi anak orang. secara fisik, ga cantik-cantik amat. Isi kepala, datar-datar aja. Apalagi masalah harta dan kedudukan, Wah.. Aku termasuk dalam barisan orang yang perekonomiannya cukup-cukup aja tidak berkelebihan. Apalagi masalah kedudukan, aku ini, cuma kuli tinta yang tidak punya hak dan wewenang untuk memberi sebuah kebijakan baik di kantor maupun dimana sajalah.

Jadi salah besar, kalau ada yang bilang, hingga sekarang aku belum nikah dikarenakan terlalu selektif.

Tahukah kalian, sesungguhnya di usia yang segini ini, paling rawan deh, kalau ada orang yang bertanya 'kapan nikah?' apalagi sampai ada yang mengaitkan, pergaulan ku yang mereka nilai cukup luas. "Masa sih, orang yang punya banyak temen belum juga ada yang mengena di hati?"...

Sebenarnya, ini statemen orang yang sangat aku benci. Apa korelasinya antara pergaulan luas dengan jodoh? Toh, ga sedikit juga orang yang aktivitasnya hanya dilingkungan sempit akhirnya mereka nikah dalam usia yang relatif mudah. Tapi ya tidak sedikit juga, orang luas pergaulannya nikahnya juga dalam usia muda. Semua menemui masa itu, karena memang sudah Allah gariskan si fulan, pada usia sekian menikah dengan ini dan dari keturunan yang begini.

Sekali lagi, itu adalah takdir Allah. Sama sekali tidak ada rekayasa. Pun demikian halnya yang terjadi pada diriku ini. Hingga detik ini, aku belum menemukan pasangan ideal ku, itu tidak lain, karena takdir.

Aku tidak mau main-main dengan takdir. Apalagi sampai memaksakan untuk datang takdir itu secepat dan sekehendak diri ini. Aku ingin menjalani takdir ini dengan skenario Allah. Biarlah Allah yang menentukan kapan waktu itu datang.

Dalam hal ini, aku sangat meyakini, sesungguhnya, Allah menghendaki aku menjadi manusia yang matang dalam berfikir dan bersikap. manusia yang bijak dalam menentukan dan mengambil keputusan hidupnya. Tergesa-gesa mengambil keputusan untuk menikah, hanya karena alasan sudah umur, atau karena permintaan berbagai pihak. Sama sekali bukan caraku mengambil keputusan itu.

Saudaraku, ingin aku tegaskan bahwa. Jangan pernah lagi kalian memaksa aku segera mengakhiri masa lajang ini. Menikah itu adalah hal terindah dibayangkan bagi semua orang. Tapi tidak jarang juga, orang yang berguguran dan akhirnya memutuskan berhenti hanya pada usia pernikahan tertentu lantaran tidak bisa menyeimbangkan diri.

Pandangan terhadap pernikahan hampir sama dengan pandangan banyak orang. Memikirkan yang indah-indah saja. Tapi pandangan terhadap pernikahan juga sama seperti orang yang sudah berpengalaman menjalankannya. memutuskan diri untuk mengikatkan dan menyatukan diri pada orang yang berbeda latar belakang itu, adalah satu upaya keras.

Ada pertentangan, ada konflik, ada suka, ada bahagia, ada tangis, ada derita bahkan ada dusta. Itulah hakikatnya kehidupan rumah tangga. Makanya, kenapa Rosul mengistilahkan, menikah itu adalah bagian dari menyempurnakan agama. karena menikah itu, adalah proses pembelajaran seumur hidup dalam memahami karakter pasangan kita. Siapa yang mampu bertahan, maka dialah pemenangnya.

Konsep ini yang aku pahami. Sehingga tidak mudah bagi diri ini 'asal nyomot' lelaki manapun untuk dijadikan pendamping hidupku, hanya karena demi status sosial. Apa aku salah dengan pikiranku ini?

***
Aku sangat meyakini, saat yang terindah itu cepat atau lambat pasti kan segera menghampiriku. Pangeran berkuda putih dengan segala kesempurnaannya dimataku, akan meminangku tanpa memerdulikan segala kekuranganku. Saat itu pasti datang dengan cara yang indah dan membuat semua orang tersenyum, ikut merasakan kebahagiaanku.

Sekaran ini, Allah menghendaki aku terus memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas diri. Karena Allah akan menyandingkan aku dengan orang yang berkualitas dari segala aspek. jadi biarkan aku menikmati kesendirianku hingga saatnya tiba ya. jangan desak aku melangkah terburu-buru. Terima kasih..