ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Thursday, November 11, 2010

Hikmah Bertemu si Tukang Bambu

Selasa (10 November 2010), sebetulnya saya ingin menceritakan kisah ini pada hari itu juga, namun setumpuk kepentingan kampus menuntutku untuk all out di sana. Akhirnya baru hari ini ku mampu menuangkan cerita itu salam lembaran-lembaran yang saya sendiri tidak mengetahui apakah akan dibaca banyak orang atau tidak.

Yah, di Selasa pagi, sekitar pukul 10.00 Wib saat ku keluar rumah, sepintas di Jalan Flamboyan ku melihat seorang penjual bambu yang tengah beristirahat dari aktifitas menjajakan setumpuk bambu. Nampak dalam penglihatanku laki-laki ini meneguk minuman yang terbungkus dalam kresek hitam, sesekali ia mengipasi wajahnya yang penuh keringat dengan topi hitam miliknya.

Motor Kirana yang selalu menghantarkanku beraktifitas balik arah menuju peristirahatan penjual bambu itu. Ku perhatikan ikatan bambu itu masih erat sekali, seperti belum pernah terbuka dari ikatan awalnya. diperkirakan ada sekitar 20 bambu yang bapak paruh baya ini pikul.

"Berapa harga bambunya pak?" tanyaku,
"10 ribu neng.." jawabnya sambil buru-buru ia memakai topi hitamnya.
"Bapak jalan dari mana?" kembali tanyaku
"Saya jalan dari Batu Putuh, Teluk Betung"
"Sudah laku berapa bambunya?"
"Belum ada yang laku neng"...

Sambil terus mendengarkan penjelasan dari tukang bambu itu, ku mengeluarkan dompet coklat..Dompet yang sudah bertahun-tahun belum pernah tergantikan.Yah seingatku, dompet ini pemberian dari Ci' Ami sewaktu ia berangkat ke Jogja. Seingatku, seumur hidup baru 3 kali ganti dompet dan dompet-dompet yang ku miliki pemberian orang lain. he3x..

Ku keluarkan uang Rp50 ribu dari dompet panjang coklat itu.."Pak tolong diterima ya, mudah-mudahan ada manfaatnya," Begitu kataku, sambil menyodorkan uang itu kepadanya. Sungguh di luar dugaanku, bapak ini sama sekali tidak mau menerima pemberianku. "Gak neng terima kasih," begitu katanya..Terus ku memaksa agar bapak ini mau menerima pemberianku, tapi semakin kenceng pula bapak ini menolaknya. Hingga akhirnya ku coba membeli 1 buah bambu tapi ku minta di antar ke rumahku. "Kalau begitu saya beli satu bambunya ya pak, tolong ini diterima uangnya" kataku.. Bapak ini tetap bersikeras tidak mau. "Tidak ada kembaliannya," jawabnya.. "Ya sudah bapak ambil semua kembaliannya," tegasku...Tetap bapak berambut keriting ini tidak mau menerimanya.

Akhirnya, ia membelakangiku dan membiarkan ku terus berbicara sambil menyodorkan uang..Aku pun terdiam sejenak dan mematikan mesin motor yang terus hidup. Rupanya ku menyerah dengan sikap diamnya. "Ya sudah pak,,saya hanya bisa berdoa semoga hari ini bambu yang bapak bawa laku terjual semua,"... tetap tidak mengubah posisnya, namun sayup-sayup terdengar dia mengamini perkataanku. Dan akhirnya, aku pun balik arah dan pergi darinya.
**
Sepanjang jalan ku bertasbih.. Subhanallah walhamdulillah walaa ila hailallah Allahu Akbar...Hikmah apa yang ingin kau sampaikan padaku ya Allah..Mengapa ku dipertemukan orang seperti dia? Orang dengan segala keterbatasan, namun tidak mau menerima pemberian dari orang lain secara cuma-cuma.

Ya Allah ternyata aku tak sehebat orang ini...Aku yang masih muda, sehat, dibekali akal tapi senang menerima pemberian orang dengan cuma-cuma. Terima kasih ya Allah, kau telah ingatkan aku dengan penuh kelembutan melalui si penjual bambu ini...Ku yakin, ini bukan peristiwa kebetulan saja, melainkan sudah ada skenarioMu untukku menjadi manusia yang mensyukuri nikmat-Mu.

0 komentar: