ani muslihah. Powered by Blogger.

Archives

kolom komentar


ShoutMix chat widget

Search This Blog

rss

Monday, January 24, 2011

Sabar Kunci Menuju Keberhasilan

Selasa yang penuh dengan keceriaan. Ku mengikuti sebuah pelatihan yang sebetulnya aku sendiri sudah bisa mengoperasikan situs pribadi itu atau bahkan sudah bisa membuat tampilan yang menarik (menurutku). Tapi alakurihal, ku tetap terima undangan tersebut, karena sebetulnya bukan ilmu yang ingin ku dapatkan dari pelatihan itu, lebih pada sebuah sertifikat yang nantinya bermanfaat sebagai syarat ku menyusun tugas akhir disebuah institusi tempatku mengenyang pendidikan S-1.

Dipojokan, ku memposisikan diri dalam pelatihan itu. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan tersebut selama 6 jam,, sungguh sebetulnya hal yang menjenuhkan, andaikan ku harus memperhatikan pembicara yang sepertinya tidak to the point dalam menyampaikan materi. Sepertinya mereka terlupa, bahwa sebetulnya audiens yang dihadapi, bukanlah remaja yang masih punya semangat belajar yang baik daripada ibu-ibu perkumpulan.

Untuk mencapai sebuah inti materi, mereka berbicara panjang lebar dan global. Sungguh menjenuhkan dan menjelimet. Tapi sudahlah, semua itu sudah berjalan, toh hingga aku menuliskan tulisan ini, para ibu-ibu perkumpulan itu masih tetap setia mengikuti setahap demi setahap pemateri.

Yah, pelatihan ini difasilitasi oleh Badan Kerjasam Organisasi Wanita (BKOW) Lampung. Luar biasa, semangat belajar ibu-ibu ini cukup baik. Badan ini bercita-cita setiap wanita yang tergabung didalamnya, meskipun ibu rumah tangga, tapi punya keahlian mengoperasionalkan blog bahkan mengisi blog tersebut dengan tulisan yang menarik serta mendidik pembaca blog mereka.

Kalau ku amati, mungkin usia mereka berkisar antara 30 sampai 60 tahun ke atas. Ku perhatikan, perlakuan mereka terhadap laptop dan PC seperti halnya perlakuan mereka membuat kue yang lezat..pelan-pelan sekali, teliti sekali, sabar sekali. he.he.he. jadi lucu melihatnya.

Demikian juga dengan tenaga pelatih, mereka tampak sabar mengajari. Proses demi proses mereka ajarkan dan mereka periksa demi sebuah tujuan pelatihan tersebut. Luar biasa.Idealnya dalam pelatihan itu bisa diselesaikan selama 2 jam, namun audiens adalah emak-emak, akhirnya prosesnya bisa menjadi mulur beberapa waktu.
**
Ibroh apa yang bisa kita ambil dari pengalaman yang sederhana ini?

Bahwa sebetulnya, sebuah cita-cita tidak serta merta terwujud secara instan. Merubah orang dari tidak tahu menjadi tahu itu juga tidak cepat dan mudah, Butuh waktu dan butuh ketelatenan, apalagi orang yang kita hadapi, meskipun jenisnya sama, tapi tetap memiliki kapasitas, daya nalar yang berbeda-beda. Ditambah lagi, individu yang dihadapi adalah orang yang sudah banyak makan asam garam (tua). Tentu, butuh kesabaran yang ekstra.

Tapi sekali lagi saya coba sampaikan, bahwa apapun kondisinya, jika kedua belah pihak bisa saling melengkapi, maka bukan hal yang mustahil tujuan itu bisa tercapai dengan gemilang.

Di sini, dalam kehidupan yang belum ku ketahui secara pasti penghujungnya, ku memiliki sebuah mimpi yang sungguh ingin rasanya terwujud. Meskipun, sebuah mimpi itu sebetulnya terlambat ada dalam benakku, Alhamdulillah, tahapan demi tahapannya sudah ku lewati. Tinggal menunggu hasil akhir dari sebuah ikhtiar..

0 komentar: